Ferdy Sambo Sebut Brigadir J Bersikap Tak Lazim sesaat Sebelum Penembakan: Mungkin Tahu

Ferdy Sambo Sebut Brigadir J Bersikap Tak Lazim sesaat Sebelum Penembakan: Mungkin Tahu

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Terdakwa Ferdy Sambo membeberkan adanya perilaku janggal mendiang Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J sebelum peristiwa penembakan terjadi pada Jumat (8/7/2022).

Dilansir TribunWow.com, Ferdy Sambo menyebut Brigadir J seolah berusaha menghindari dirinya saat di TKP rumah dinas di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Ferdy Sambo menduga Brigadir J sudah mengetahui bahwa sang atasan telah dilapori istrinya, Putri Candrawathi terkait masalah di Magelang, Jawa Tengah.

Hal ini dibeberkan Ferdy Sambo di hadapan hakim dalam persidangan obstruction of justice kasus Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (22/12/2022).

Ketika itu, hakim menanyai Ferdy Sambo terkait rekaman CCTV Duren Tiga yang berhasil didapatkan penyidik.

Ferdy Sambo diminta menjelaskan posisi Brigadir J ketika sang mantan Kadiv Propam Polri hendak masuk ke TKP.

"Pada waktu saudara masuk posisi Yosua ada dimana?" tanya Hakim dikutip Kompas.com.

Ferdy Sambo mengaku tak tahu-menahu lantaran sama sekali tidak berjumpa dengan bawahannya tersebut.

"Saya tidak lihat karena dia sudah jalan. Tidak (berpapasan)," jawab Ferdy Sambo.

Ferdy Sambo kemudian menduga, Brigadir J sengaja lari darinya karena masalah di Magelang.

Di mana dalam pengakuannya, Putri menyatakan dirinya telah mengalami rudapaksa yang dilakukan sang mantan ajudan.

"Kalau dari CCTV ini dia ke taman, karena mungkin tahu saya berhenti, jadi dia lari kesana," terang Ferdy Sambo.

Hakim lantas meminta pendapat eks jenderal bintang dua tersebut mengenai perilaku Brigadir J.

"Apakah perilaku atau sikap ditayangkan Yosua seperti itu lazim tidak? Seperti dia menghindar?" tanya Hakim.

Ferdy Sambo pun menilai bahwa sikap tersebut mengindikasikan ada rasa bersalah atau ketakutan dari Brigadir J terkait masalah di Magelang.

"Harusnya tidak lazim, ya mungkin karena dia sudah tahu kalau ada masalah di Magelang, setahu saya," terang Ferdy Sambo.

Kemudian, Ferdy Sambo menjelaskan alasan dirinya memilih turun dari mobil saat sedang menuju ke rumah singgah di Jalan Bangka.

Rupanya, terbersit niat untuk mengonfrontasi Brigadir J dan meminta keterangan soal kejadian rudapaksa di Magelang.

"Waktu itu saya masih ragu karena saya sudah menyampaikan kepada istri saya akan konfirmasi (pelecehan di Magelang) malam Yang Mulia. Saya teringat lagi ngapain konfirmasi malam, sekarang aja saya turun, akhirnya saya turun," ucap Ferdy Sambo dikutip Tribunnews.com.

Pembunuhan Brigadir J versi Ferdy Sambo

Terdakwa Ferdy Sambo membeberkan kronologi kejadian penembakan ajudannya, mendiang Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Dilansir TribunWow.com, insiden penembakan tersebut berlangsung di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Adapun dalam keterangannya, Ferdy Sambo mengaku sempat menghentikan Richard Eliezer alias Bharada E untuk menembak.

Sebagaimana diketahui, Ferdy Sambo mengaku melakukan pembunuhan akibat perbuatan Brigadir J yang disebut telah merudapaksa istrinya, Putri Candrawathi, sehari sebelumnya di Magelang, Jawa Tengah.

Setelah emosi mendengar cerita sang istri, Ferdy Sambo ditemani ajudannya, Adzan Romer hendak berangkat untuk berolahraga bulu tangkis.

Namun ketika lewat di rumah Duren Tiga dan melihat Brigadir J, emosinya tersulut hingga langsung memutuskan turun dan mengkonfrontir Brigadir J.

Alih-alih mendapat penjelasan, Ferdy Sambo justru merasa seperti ditantang oleh Brigadir J.

"Saya sudah emosi waktu itu, karena mengingat perlakuan Yosua pada istri saya. Saya kemudian berhadapan dengan Yosua. Saya sampaikan kepada Yosua 'kenapa kamu tega sama ibu?" beber Ferdy Sambo dikutip kanal YouTube KOMPASTV.

"Jawaban Yosua tidak seperti yang saya harapkan. Dia malah menanya balik 'Ada apa komandan?' Seperti menantang."

Berbeda dengan kesaksian Bharada E yang mengaku disuruh menembak, Ferdy Sambo menyebut hanya meminta bawahannya tersebut untuk menghajar Brigadir J.

Ia juga sempat lupa mengenai detail kejadian dan hanya ingat sempat mengatai Brigadir J 'kurang ajar'.

"Saya kemudian lupa, tidak bisa mengingat lagi. Saya bilang 'Kamu kurang ajar'.Saya perintahkan Richard untuk 'Hajar Chad! Kamu hajar, Chad!' Kemudian ditembaklah Yosua, sambil maju sampai roboh, Yang Mulia," ungkap Ferdy Sambo.

"Itu kejadiannya cepat sekali, tidak sampai sekian detik karena cepat sekali penembakannya," lanjutnya.

Ferdy Sambo ketika itu mengaku terkejut melihat Brigadir J jatuh berlumuran darah.

Ia pun panik dan mendapat ide untuk menyusun skenario tembak-menembak agar dapat menutupi kejadian tersebut.

"Saya kaget kemudian saya sampaikan 'Stop berhenti!'. Begitu melihat Yosua jatuh kemudian sudah berlumuran darah, saya menjadi panik, saya tidak tahu bagaimana menyelesaikan penembakan ini," ungkap Ferdy Sambo.

"Kemudian saya berpikir dengan pengalaman saya, yang paling memungkin bahwa peristiwa ini penembakkan ini adalah tembak-menembak, akhirinya kemudian saya melihat ada senjata Yosua di pinggang saya ambil dan mengarahkan tembakan ke dinding," tandasnya.

Sumber : tribun
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita