GELORA.CO - Pengamat politik Arif Nurul Imam blak-blakan soal konsekuensi yang bakal diterima Ganjar Pranowo jika keluar menjadi kader PDI Perjuangan (PDIP).
Hal itu dipaparkan Arif dalam tayangan YouTube. Dalam tayangan itu, Arif mengatakan bahwa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo itu hilang dari dunia perpolitikan tanah air jika keluar dari PDIP.
Soal Ganjar Pranowo keluar dari PDIP itu bisa saja dilakukan oleh Ganjar karena ingin maju di Pilpres 2024 namun PDIP lebih memilih Puan Maharani untuk maju.
"Banyak sejarah memang kader-kader PDIP yang loncat itu hilang dari peredaran publik, lenyap namanya dari perbincangan politik, banyak," ujar Arif dikutip NewsWorthy dari YouTube Hello9, Senin (5/12).
Lanjut, ia pun menyebut salah satu contoh kader yang namanya hilang yaitu Wakil Gubernur Jawa Tengah periode 2008-2013, Rustriningsih. Sri hilang hilang dari peredaran politik usai mundur dari PDIP.
"Misalnya yang Wakil Gubernur Jawa Tengah itu, Ibu Sri siapa itu yang perempuan itu, itu kan hilang sekarang hari ini, hilang dari orbit politik," ucapnya.
"Wakil gubernurnya Pak Bibit Waluyo itu Sri, mantan Bupati Kebumen itu, itu hilang. Dan kedua Pak Ganjar ini gak punya patron politik ketika keluar dari PDIP," sambungnya.
Kemudian Ganjar tidak akan mempunyai pelindung politik, meskipun ia dijagokan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden di Pemilu 2024.
"Karena misalnya ketika di endorse oleh Pak Jokowi, Pak Jokowi juga bukan patron politik, karena dia tidak memiliki gerbong politik, dia di PDI juga kader biasa, bukan petinggi atau elit PDIP," tandas Arif.
Sumber: wartaekonomi