Buruh dan Rakyat Jateng Saja Tidak Sejahtera, Bagaimana Ganjar Mau Pimpinan Indonesia?

Buruh dan Rakyat Jateng Saja Tidak Sejahtera, Bagaimana Ganjar Mau Pimpinan Indonesia?

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Warga Jawa Tengah dinilai tidak mampu disejahterakan oleh Ganjar Pranowo. Sehingga, nasib bangsa Indonesia berpotensi berantakan jika dipimpin oleh Ganjar yang diyakini cuma bisa jualan pencitraan.

Begitu yang disampaikan oleh Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, menanggapi soal UMP Jawa Tengah paling rendah secara nasional, yakni hanya Rp 1,9 juta.

"Ini artinya Ganjar gagal sejahterakan buruh selama dua periode sebagai Gubernur Jawa Tengah. Itu dua periode loh. Dan itu di daerah tempat dia dilahirkan," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (5/12).

Menurut Muslim, nasib buruh merana di tengah tingginya inflasi harga-harga kebutuhan hidup yang paling mendasar. Sehingga, Ganjar gagal mensejahterakan buruh karena UMP di wilayahnya paling rendah.

Apalagi, Jawa Tengah juga merupakan provinsi dengan tingkat kemiskinan paling tinggi. Dari dua indikator itu, ujar Muslim, menunjukkan kegagalan Ganjar memimpin Jawa Tengah.

"Jadi aneh kalau yang usung Ganjar sebagai capres dan Ganjar ngotot capres yang didukung oleh sejumlah lembaga survei menjadi hal yang tidak masuk akal," tutur Muslim.

Lanjut Muslim, jika Ganjar punya prestasi mensejahterakan rakyat miskin dan buruh selama menjadi Gubernur, cukup rasional dijadikan sebagai modal sosial dan modal politik untuk dagangan dirinya sebagai capres.

"Jadi sebagaimana lembaga survei, tim relawan, timses, dan Ganjar sendiri jangan tipu publik dengan pencitraan untuk maju sebagai capres. Berhentilah untuk copras capres karena tidak ada prestasi yang mau dijual," ucapnya.

"Jadi Gubernur saja gitu, apalagi yang diharapkan pimpin negara dan bangsa yang lebih besar? Bisa jadi setiap hari hanya bisa jualan pencitraan yang terjadi dan didukung oleh lembaga-lembaga survei dan media-media bayaran," pungkas Muslim. 

Sumber: rmol
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita