GELORA.CO -Amien Rais selaku Ketua Majelis Syura Partai Ummat menduga hal yang terjadi kepadanya dan Partai Ummat merupakan bentuk kecurangan untuk menjegalnya yang kritis kepada pemerintahan Presiden Jokowi.
Terlebih, teror politik kepada Amien Rais sudah sering dia terima. Teror yang datang bahkan tak jarang menyebabkan nyawanya dan keluarga terancam.
Sederet hal tersebut diungkapkan Amien Rais di kanal Youtube Karni Ilyas Club. Mantan Ketua MPR RI itu awalnya bercerita soal kecelakaan lalu lintas yang dialami anak sulungnya, Hanafi Rais pada 2020 silam.
"Jadi dua tahun yang lalu Hanafi, waktu itu Ketua Fraksi PAN di DPR, dia di Komisi I, itu pulang dari Jogja. (Sekitar) jam 11 malam dia telepon ke istrinya. Dia nyebut, 'Bunda, sepertinya saya dikuntit dua mobil sejak dari Semarang'," kata Amien, dikutip pada Sabtu (17/12/2022).
Setibanya di Cikampek, mobil Toyota Alphard yang ditumpangi Hanafi bertemu dengan dua truk besar. Saat itulah kecelakaan terjadi, di mana kendaraan yang ditumpangi putranya terlibat kecelakaan beruntun dengan truk tersebut sampai menyebabkan mobilnya terbelah dua.
"Hanafi masuk, lalu ini (menabrak), sehingga mobil Hanafi terpotong jadi dua. Kebetulan dia tidak pakai seatbelt, ya seperti ada musibah besar, sampai berapa bulan itu di rumah sakit," ujar Amien.
"Saya kira itu adalah warning, 'Amien Rais, look, your son is passed away, has died'. Mungkin begitu, supaya saya terguncang," lanjutnya.
Peristiwa kecelakaan beruntun tersebut tentu langsung diselidiki kepolisian. Meski demikian Polisi ternyata kesulitan mengusutnya karena perkara CCTV.
"Kemudian alasan polisi tidak bisa melacak karena sepanjang 1 KM, kebetulan CCTV-nya memang sedang diperbaiki. Rusak, jadi gelap. Ya sudah, wassalamualaikum, selesai," ujar Amien.
Teror yang terjadi terhadapnya tak hanya itu. Mobil Amien Rais yang diparkir di depan rumahnya di Yogyakarta bahkan ditembak orang tak dikenal.
"Maksudnya mau menembak tangki mobil saya tapi kira-kira meleset, sehingga tidak meledak," ucapnya.
Amien Rais pun mengaku sudah melaporkan kejadian itu ke Polda DIY, namun polisi malah berbalik menyalahkan sopirnya.
Saat ini dua kejadian itu sudah ditutup meski Amien Rais yakin semuanya terjadi untuk mengintimidasinya.
"The case is closed, kira-kira begitu. Ya tapi sesuatu yang biasa lah, saya enjoy saja," tandasnya.
Teror terbaru yang dialaminya, lanjut Amien Rais yakni Partai Ummat yang dijegal melaju ke Pemilu 2024. Amien Rais berpandangan ada tindak diskriminatif penyelenggara Pemilu sehingga peraturan yang diperbolehkan di partai lain tidak berlaku untuk Partai Ummat.
"Apa yang saya dengar, insya Allah otentik laporannya itu, memang di kedua provinsi ini KPUD-nya diskriminatif," jelas Amien.
"Misalnya begini, antar desa jaraknya cukup jauh sehingga KPU Pusat cukup bijak boleh pakai video. Jadi anggota Partai Ummat menunjukkan KTP-nya dan wajahnya (lewat video), nah itu nggak boleh, jadi harus langsung," pungkasnya.
Sumber: suara