GELORA.CO - Urip Saputra, rohaniawan yang sempat viral setelah mati dan hidup kembali di Desa Rancabungur, Kabupaten Bogor, akhirnya menyerahkan diri ke polisi. Hingga Sabtu (19/11) sore, ia dan sang istri masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Bogor didampingi pengacara.
Dari pemeriksaan tersebut, akhirnya terungkap motif Urip dan istrinya merekayasa kematian. Utang yang berjumlah miliaran menjadi alasan.
"Utangnya Rp 1,5 miliar di tempat kerja, karena memiliki jabatan tertentu di organisasi (rohaniawan) sehingga muncullah ide tersebut untuk merekayasa kematian," ujar Kapolres Bogor, AKBP Iman Imanuddin dalam keterangannya.
Iman mengatakan, ide untuk merekayasa kematian tersebut mereka lakukan di salah satu hotel di Jakarta. Keduanya nekat melakukan hal tersebut karena sudah terpojok dan bingung membayar utang yang terlalu besar.
Meski begitu, hingga saat ini belum ada pihak yang mengaku telah dirugikan atas berita tersebut. Saat ini polisi masih mendalami siapa penyebar video tersebut ke media sosial hingga menjadi viral.
"Dalam kejadian viral Urip mati suri itu sampai saat ini belum ada yang dirugikan dan juga kita akan mendalami penyebar video pertama akan menanyakan untuk kepentingan apa mengunggah video tersebut," ungkapnya.
Untuk penetapan Urip dan istrinya sebagai tersangka, menurut Iman, harus dengan mengumpulkan keterangan untuk mengetahui kerangka hukumnya.
"Jadi kita masih melakukan pemeriksaan dan pendalaman tidak semudah itu langsung menetapkan tersangka seseorang," ungkapnya.
Urip Saputra sempat membuat heboh setelah sebuah video viral di media sosial. Dalam video itu dinarasikan Urip hidup kembali usai dinyatakan meninggal oleh sebuah RS di Semarang. Urip ke Semarang disebut-sebut untuk menghadiri sebuah acara.
Dinarasikan juga, jenazah Urip diterbangkan ke Jakarta dan dimasukkan ke dalam peti di sebuah RS di Jakarta yang tidak diungkap namanya.
Namun saat sampai di rumah duka di Bogor, peti mati dibuka dan ternyata tubuh Urip bergerak dan hidup kembali. Hal ini diklaim sebagai 'mukjizat'.
Belakangan diketahui —berdasar pemeriksaan polisi— ternyata Urip dan istrinya tidak pernah melakukan perjalanan ke Semarang. Mereka justru pergi ke Jakarta Selatan dan dijemput ambulans. Saat itu mereka membawa sebuah peti mati.
Di tengah perjalanan ke Bogor, sopir ambulans mampir ke rest area. Setelah itu sopir tidak pernah melihat Urip lagi. Saat tiba di rumah, ternyata Urip sudah berada di dalam peti.
Sumber: kumparan