GELORA.CO -Timnas Jerman dikalahkan Jepang di Piala Dunia Qatar 2022 menyedot perhatian publik. Pasalnya, tim tersebut melakukan aksi tak terduga sebelum pertandingan.
Timnas Jerman melakukan aksi tutup mulut. Aksi tutup mulut itu dilakukan jelang kick-off di Stadion Internasional Khalifa, Doha pada Rabu malam (23/11/2022) waktu setempat.
Mengutip NPR, aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas sikap FIFA yang melarang mereka memakai ban kapten pelangi One Love sebagai simbol menolak diskriminasi pada perhelatan Piala Dunia Qatar.
Adapun diskriminasi yang dimaksud adalah pembatasan bagi kalangan LGBTQ selama Piala Dunia berlangsung.
Pembatasan tersebut diberlakukan otoritas Qatar karena menilai LGBTQ tidak sejalan dengan budaya masyarakat Qatar yang mengedepankan tradisi keIslaman.
Hingga akhirnya membuat selebgram asal Indonesia Ragil Mahardika ikut berkomentar. Ia mempertanyakan jika kekalahan Timnas Jerman adalah azab, Bagaimana dengan Indonesia?
"Kalau karana Azab, Timnas Jerman Kalah. Lalu bagaimana dengan Timnas Indonesia? Gak pernah masuk Piala Dunia.. Azab netijen yang suka kepo dan hujat orang kah?" tulisnya di Instagram yang dikutip pada Jumat (25/11/2022).
Sendirian itu pun membuat publik geram dengan sikap pria yang terang-terangan mengaku LGBT itu.
"Ada yang panas yah. Aku yg dihujat ampe trending aja masih santai, kok kalian yg menghujat, aku senggol dikit uda kepanasan," tuli Ragil.
Diketahui, selebgram Ragil Mahardika mulai dikenal publik Indonesia. Ia mengakui bahwa dirinya memiliki seksualnya gay dan telah memiliki seorang suami bernama Fred Vollert.
Ragil Mahardika yang merupakan TikToker tersebut, awalnya kerap membagikan konten edukatif soal kehidupan di Jerman hingga cara mengurus dokumen kependudukan.
Namun karena sepi peminat, akhirnya Ragil Mahardika beralih membagikan konten kemesraannya bersama dengan suami.
Pengalaman pria asal Indonesia tersebut ia bagikan melalui kanal YouTube LENSA EDO pada Minggu, (10/10/2021).
"Di awal-awal aku membahas bagaimana caranya datang ke Jerman terus juga akademiku segala macem, tapi memang makin ke mari aku berkurang membahas itu… Orang-orang di Indonesia lebih tertarik dengan bagimana sih kehidupan LGBT tersebut. Apakah mereka juga pergi belanja bareng? Apakah mereka juga pergi masak bareng?" terang Ragil.
Dalam penuturannya, Ragil Mahardika mengaku ingin mengubah perspektif publik terhadap pasangan gay.
Ia ingin masyarakat tahu bahwa kaum LGBT+ tidak selalu identik dengan hal buruk dan sama dengan heteroseksual pada umumnya.
“Aku masuk ke YouTube itu pengen kasih informasi bahwa pasangan LGBT itu juga sama hidupnya seperti teman-teman yang lain. Jadi aku lebih ke situnya sih. Karena memang mungkin aku tau temen-temen di Indonesia haus akan informasi itu dibandingkan dengan akademik ku sendiri.” ujar dia.
Menurut Ragil, saat ini masih banyak stigma negatif yang lekat dengan kaum LGBTQ+. Ia pun berusaha untuk merontokkan berbagai pandangan negatif tersebut.
"Orang-orang di Indonesia, kita selalu dicekokin sama berita-berita yang buruk tentang LGBT. Jadi di Indonesia kalau denger LGBT pasti konotasinya negatif aja. Neraka, pesta seks, padahal enggak seperti itu juga. Kehidupan kita juga sama," ungkap Ragil.
Lebih lanjut, dirinya mengaku ingin mengubah kewarganegaraannya dan mengadopsi anak di Jerman. Menurut Ragil, saat ini banyak kaum LGBT+ yang hak-hak dasarnya belum terpenuhi di Indonesia.
"Bukannya karena aku enggak mencintai negara Indonesia, kalau negara Indonesia misalnya tidak seperti yang kita tahu saat ini bahwa di mana-mana anti LGBT. Di mana-mana ada penggerebekan LGBT, di mana-mana temen kita LGBT kesulitan mendapat pekerjaan di Indonesia. Temen-temen kita semuanya harus menutup mulut rapat-rapat kalau ketahuan mereka akan dipecat dari pekerjaannya yang hebat-hebat tadi,” sebut Ragil.
Lantas, ia mengemukakan harapannya agar masyarakat Indonesia semakin menerima kelompok LGBT+ sebagai bagian dari mereka.
"Nanti aja deh kalau jadi warga negara Indonesia. Semoga Indonesia bisa semakin baik, semakin tahu apa hak asasi manusia, semakin tahu LGBT adalah bagian dari masyarakat dan itu banyak banget dan itu orang-orang hebat juga yang ada di situ. Bukan berarti karena dia LGBT, dia enggak bisa jadi TNI, atau ABRI, atau polisi yang baik,” terang Ragil Mahardika.
Sumber: suara