GELORA.CO - Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu menyoroti Direktur utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi yang mengatakan tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dibanderol Rp125 ribu-Rp250 ribu.
Hal tersebut ditanggapi Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Said Didu mengutarakan bahwa hal itu akan memunculkan kerugian.
Said Didu juga menjabarkan soal yang dimaksudnya bakal rugi hingga mempertanyakan akankah pemerintah mensubsidi Cina.
"Makin merugi. Study kelayakan dg harga tiket sktr Rp350 - 400 ribu dg investasi sktr Rp80 trilyun baru balik modal sktr 40 tahun.
Kalau tiket Rp125 - 250 ribu dg investasi bengkak sktr Rp 120 trilyun - maka balik modalnya lbh 100 tahun. Atau pemerintah akan subsidi China?," tutur Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya, Kamis (24/11).
Sementara itu, harga tiket tersebut berlaku untuk tiga tahun pertama KCJB beroperasi.
KCJB ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan 2023. Setelah tiga tahun, ia mengatakan tiket KCJB akan naik ke Rp150ribu-Rp350 ribu.
Dwiyana menjelaskan KCJB nantinya akan beroperasi mulai pukul 05.30 hingga 22.00 WIB dengan total 68 kereta yang akan beroperasi dalam sehari.
"Kapasitas per kereta itu 601 penumpang," ujar Dwiyana dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (23/11).
Baca Juga: Jateng Dianggap Jadi Provinsi Paling Miskin, Ternyata Ini Maksud Kelicikan Luar Biasa dari Pembenci Ganjar Pranowo
Di sisi lain, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan progres fisik KCJB telah mencapai 81,66 persen per November 2022.
Sedangkan dari sisi biaya, KCJC mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$1,4 miliar. Cost overrun tersebut dipenuhi melalui skema 25 persen ekuitas dan 75 persen pinjaman.
Sumber: wartaekonomi.