GELORA.CO - Batalnya deklarasi koalisi perubahan yang sejatinya akan dilakukan Nasdem, Demokrat, dan PKS untuk menentukan bakal calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan menandakan ada kesepakatan politik yang belum deal.
"Sebenarnya pembatalan deklarasi bukan sebatas permasalahan deadlock penentuan tanggal ya, tapi secara tersirat ada pertimbangan kalkulasi untung rugi partai berkoalisi," kata pengamat politik Ikhwan Arif kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (12/11).
Deal-deal politik yang belum sepakat inilah lantas membuat koalisi perubahan terkesan meredup.
Pengamat dari Indonesia Political Power ini memandang, ada penyebab kalkulasi politik di balik meredupnya poros perubahan.
Pertama, faktor figur atau ketokohan yang menjadi pertimbangan dasar arah poros perubahan berkoalisi. Penentuan nama tokoh pendamping Anies menjadi titik tumpu ketiga partai membangun sinyal berkoalisi, citra partai politik akan dipertaruhkan dalam memilih figur pendamping Anies.
"Jika yang dipilih cawapres non partai citra partai akan meredup dampaknya ya poros koalisi juga semakin loyo," sambungnya.
Kemudian ada faktor momentum atau 'timing'. Keputusan Nasdem mendeklarasikan Anies dinilai terlalu cepat.
"Momentum gerak cepat ini menjadi faktor meredupnya poros koalisi, sebab PKS dan Demokrat sudah ketinggalan momentum dalam mengusung bakal capres pilihan partai sendiri," sambungnya.
Dalam dinamika politik, kata da, perbedaan kalkulasi untung-rugi partai politik suatu hal yang lumrah sehingga sikap politik yang berubah-ubah sering menentukan keberpihakan partai koalisi untuk tetap bertahan di koalisi atau keluar dari poros koalisi.
Terkahir ada faktor presidential threshold (PT) yang merupakan faktor pondasi pembentukan koalisi. Tanpa akad koalisi dengan PKS dan Demokrat, poros perubahan belum layak memenuhi ambang batas pencalonan sebesar 20%, meski Nasdem sudah mendeklarasikan Anies Baswedan.
"Beda halnya dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Indonesia Raya (KIRl) yang sudah mencapai angka presidential threshold 20% dan sudah resmi akad. Sepertinya strategi poros perubahan lebih kepada mengunci nama Anies, dibandingkan mendahului deklarasi koalisi ketiga partai," tandasnya.
Sumber: RMOL