GELORA.CO - Tiga oknum polisi dari Satres Narkoba Polres Pelabuhan Belawan terlihat melarikan diri usai menembak mati terduga bandar narkoba Iwan alias Nasib (49) di Jalan Yos Sudarso Gang Mafo, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Senin (14/11/2022) pagi. Ketiga polisi itu kabur melarikan diri terekam CCTV rumah milik warga sekitar lokasi kejadian.
Amatan wartawan berdasarkan rekaman CCTV, mulanya terlihat seorang polisi berpakaian kemeja putih celana hitam berjalan terburu-buru hendak keluar dari Gang Mafo sambil menenteng diduga jaket warna biru sembari membalikkan badannya dan mengatakan sesuatu kepada temannya. Lalu, seorang temannya lagi menyusul dengan berlari menenteng sesuatu di tangan kirinya.
Selanjutnya, seorang polisi lagi dengan memakai kemeja yang sama juga tampak berlari menyusul kawannya untuk keluar dari gang tersebut. Ketiganya berlari diduga usai peluru dari senpi milik salah seorang dari mereka menembus leher Iwan hingga menyebabkan meninggal dunia.
Warga yang mengetahui itu mencoba mengejar ketiga polisi tersebut dengan merekam menggunakan kamera handphone. Terlihat juga dua wanita di depan rumah menangis histeris melihat kejadian yang menggemparkan itu.
Masih dalam rekaman CCTV, tidak ada terlihat saat itu warga menyerang dan melempar batu kepada ketiga polisi yang kabur melarikan diri mengendarai Toyota Rush warna putih BK 1057 ABD. Mereka hanya mengejar sembari merekam ketiga polisi itu.
Kapolres Klarifikasi Soal Penembakan
Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Faisal Rahmat Simatupang mengatakan bahwa warga yang ditembak merupakan bandar narkoba. Awalnya, kata Faisal, pihaknya mendapat laporan dari masyarakat adanya peredaran narkotika jenis sabu yang ada di Jalan Yos Sudarso, Gang Mafo, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan.
Kemudian, anggota Satres Narkoba Polres Belawan melakukan pengecekan untuk memastikan informasi tersebut. Setelah itu, petugas melakukan langkah-langkah penangkapan terhadap tersangka.
“Pada saat itu tersangka Iwan alias Nasib ada di rumahnya, kemudian anggota melakukan penggerebekan untuk menangkap tersangka, namun tersangka melarikan diri,” kata Faisal Rahmat saat menggelar konferensi pers di RS Bhayangkara Medan, Senin (14/11/2022) sore.
Faisal mengaku pada saat tersangka melarikan diri, petugas melihat tersangka melemparkan sebuah bungkusan ke tanah. Di situ, petugas sebagian mengamankan bungkusan, sebagian petugas lagi berusaha mengejar tersangka.
Setelah diperiksa, kata Faisal, bungkusan tersebut berisi barang berbentuk kristal putih yang diduga adalah sabu-sabu dengan berat kotor 20,91 gram.
“Pada saat anggota melakukan pengejaran, ketika sudah berdekatan, tersangka melakukan perlawanan dengan menggunakan sebuah pisau lipat dan terjadi pergumulan antara tersangka dengan anggota,” katanya.
“Saat itu tersangka berusaha meraih senjata api yang terselip di pinggang anggota sehingga terjadi tarik menarik, sehingga senjata tersebut meletus yang mengenai bagian leher tersangka,” ucapnya.
Masih dijelaskan Faisal, disaat anggotanya hendak mengamankan tersangka, ada beberapa warga datang untuk membela tersangka. Warga setempat melakukan pembelaan dengan beramai-ramai melempar petugas menggunakan batu. Lantaran kalah jumlah, petugas kemudian mundur menyelamatkan diri.
Saat disinggung wartawan terkait pernyataan anak korban bahwa tidak adanya temuan narkoba dari Iwan alias Nasib, Kapolres menyebut itu merupakan hak keluarga untuk berpendapat.
“Itu pendapat keluarga, itu hak keluarga, silahkan saja. Tetapi faktanya tersangka sempat melemparkan bungkusan sebelum melarikan diri,” ucapnya.
Ia lantas menambahkan bahwa di Gang Mafo sedikitnya sudah 4 orang yang ditangkap dalam kasus narkotika, yang kesemuanya itu dikategorikan sebagai bandar sabu.
“Jadi I alias N ini adalah bandar. Dia merupakan tersangka kelima yang kita lakukan penindakan di Gang Mafo,” ujarnya.
Pihak Keluarga Bantah
Anak kandung Iwan, Riansyah (22) mengatakan ayahnya saat itu sedang duduk-duduk di depan rumah.
“Aku tadi kan mau beli rokok ke belakang bentar. Bapak duduk santai di depan rumah. Enggak berapa lama tiba-tiba adalah suara tembakan. Aku pikir entah apa, rupanya kulihat ayahku sudah ditembak di bagian lehernya tembus, udah bercucuran darah,” kata Rian kepada wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara, Medan, Senin (14/11/2022) sore.
Rian mengatakan, dirinya tidak mengetahui kenapa ayahnya ditembak polisi. Namun, ia menyebut dan melihat ada tiga orang polisi saat di lokasi.
Saat disinggung apakah ayahnya dilakukan penindakan karena kasus narkotika, Rian tak menampiknya.
“Kata orang itu narkoba, tapi udah setahun yang lewat ayahku enggak main narkoba lagi. Enggak ada barang bukti narkoba yang diamankan,” ungkap Rian.
Ia menjelaskan, saat ayahnya terkapar usai ditembak, dirinya membawa korban ke salah satu rumah sakit di kawasan Pasar V Marelan menggunakan sepeda motor berboncengan sembari darah bercucuran membekas kemejanya. Selanjutnya, korban dirujuk ke RS Bhayangkara Medan. Naas nyawa korban tak tertolong lagi.
“Ayah ditembak sekali mengenai lehernya. Setelah ayah ditembak, polisinya lari, sempat kuvideokan. Polisinya pakai kemeja putih,” ujarnya.
Setelah ayahnya tewas ditembak, Rian mengaku tidak ada polisi dari Polres Belawan yang mendatangi rumahnya, melainkan memilih kabur melarikan diri.
“Keseharian ayah jualan nasi goreng di Belawan, bantu ibu. Kadang buka (jualan) es kelapa juga,” sebutnya. []
Sumber: medanpos