GELORA.CO - Presiden Joko Widodo mengingatkan agar masyarakat Indonesia menjaga stabilitas politik jelang pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Presiden meminta masyarakat menghindari gesekan, benturan, maupun adu domba politik.
"Saya titip sebentar lagi tahun depan kita akan masuk ke tahun politik. Karena bulan Februari 2024 ini tinggal setahun, ini akan ada pilihan legislatif, dan pilihan presiden dan wakil presiden," ujar Jokowi saat memberi sambutan pada peresmian pembukaan acara Bahaupm Bide Bahana Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) di Pontianak, yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa (29/11/2022).
"Saya titip, saya titip saya titip, kita semuanya menjaga stabilitas politik. Setuju? Jangan sampai ada yang gesekan. Hindari, jangan sampai ada yang benturan. Hindari.
"Jangan sampai ada yang apalagi mengadu domba. Hati2 sekali lagi," tegasnya.
Jokowi menekankan, Indonesia terdiri dari 714 suku. Sehingga dibutuhkan komitmen bersama menjaga stabilitas di tahun politik.
"Jangan sampai ada gesekan di tahun politik. Semuanya harus menjaga stabilitas keamanan. Negara ini harus aman. Setuju? Sehingga pemerintah bisa menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita semuanya," lanjut Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi pun mengingatkan agar siapa saja yang nantinya akan menjadi pemimpin di masa mendatang harus menyadari arti penting keberagaman masyarakat Indonesia.
Menurut Presiden, menyadari keberagaman menjadi prinsip yang harus dipahami pemimpin Indonesia di masa depan.
"Betapa negara kita ini negara yang sangat besar sekali. Itu yang sering kita tidak sadar. Dan yang paling penting pemimpin Indonesia sekarang, ke depan dan ke depannya lagi, siapapun harus menyadari bahwa Indonesia ini beragam, harus sadar mengenai keberagaman Indonesia yang berbeda-beda, yang beragam," ujar Jokowi.
"Karena buat kita keberagaman itu adalah kekayaan besar bangsa kita. Bener? Ini prinsip bagi pemimpin Indonesia, siapapun. Sebagai negara besar kita harus menyadari mengenai keberagaman itu," lanjut dia.
Kepala negara menekankan, perbedaan adalah sebuah kekuatan, bukan kelemahan.
Sehingga, Jokowi berpesan agar masyarakat menyikapi perbedaan secara hati-hati.
"Perbedaan itu bukan memecah belah. Perbedaan itu adalah kekuatan, perbedaan itu bukan melemahkan, tetapi menguatkan. Jadi jangan sampai karena kita berbeda suku, berbeda sub suku, menjadi kelihatan pecah belah," tutur Jokowi.
"Justru karena kita berbeda-beda itulah menjadi sebuah kekuatan besar," tambahnya.
Adapun acara Bahaupm Bide Bahana TBBR sendiri merupakan acara adat Suku Dayak yang mempertemukan masyarakat adat dengan Presiden sebagai pemimpin.
Pertemuan ini dihadiri oleh warga adat dalam jumlah besar untuk bertemu Presiden yang difilosofikan sebagai raja.
Dilansir dari siaran pers Sekretariat Presiden, Kepala Negara sebelumnya telah tiba di Provinsi Kalimantan Barat untuk melakukan kunjungan kerja pada Selasa pagi waktu setempat.
Setibanya di Bandara Internasional Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Presiden langsung menuju Kota Pontianak untuk menghadiri pembukaan Bahaupm Bide Bahana TBBR.
Selesai acara tersebut, Presiden Jokowi akan kembali ke Bandara Internasional Supadio untuk kemudian lepas landas menuju Provinsi Jawa Timur.
Setibanya di Bandara Internasional Juanda, Kabupaten Sidoarjo, Presiden akan langsung menuju Kota Surabaya.
Di Kota Surabaya, Presiden akan meresmikan Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Surabaya sekaligus mencanangkan pembangunan AMN Makassar dan Manado.
Presiden juga akan meninjau fasilitas AMN Surabaya sebelum kemudian menuju Bandara Internasional Juanda dan lepas landas menuju Jakarta pada sore harinya.
Turut mendampingi Presiden dalam penerbangan menuju Provinsi Kalimantan Barat yaitu Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan, Komandan Paspampres Marsda TNI Wahyu Hidayat Sudjatmiko, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, dan Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar.
Sumber: kompas.