Pengakuan Ismail Bolong, Rocky Gerung: Ada Agenda Strategis yang Berujung pada 'The Next Kapolri'

Pengakuan Ismail Bolong, Rocky Gerung: Ada Agenda Strategis yang Berujung pada 'The Next Kapolri'

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Masih ingat di inggatan tentang konsorsium 303, dan penangkapan Kapolda Jatim Teddy Minahasa, kembali mencuat isu perang bintang Polri singgung suap Kabareskrim miliaran rupiah.

Meskipun perang bintang Polri sebelumnya sempat terdengar seiring dengan runtuhnya skenario Ferdy Sambo terhadap pembunuhan Brigadir J.

Pengakuan Ismail Bolong bakar lagi isu perang bintang Polri yang menyinggung suap Kabareskrim miliaran rupiah.

Ismail Bolong yang merupakan seorang anggota kepolisian yang berpangkat Aiptu yang membuat pengakuan serta menyampaikan permintamaafannya pada Kabareskrim atas pemberian uang.

Dalam pengakuan Aiptu Ismail Bolong pada bulan Februari, dia didatangi oleh anggota Paminal dan memaksanya untuk membuat testimoni yang salah satunya adalah Brigjen Hendra.

Menanggapi hal tersebut, Rocky Gerung menanggapi bahwa dari hal ini terdapat agenda strategis di tubuh Polri.

Kita bisa langsung baca apa yang terjadi di Polri, dengan diproduksi di bulan Februari dan sekarang dikeluarkan, kemungkinan besar telah ada pembicaraan antara Mabes Polri dengan Istana tentang pergantian Kapolri.

Hal ini kemudian memunculkan lagi persainga antar geng di tubuh Polri dan bagan-bagan ini tentunya belum selesai di mana nantinya kita akan melihat nama siapa yang akan terseret juga disitu.

“Yang jelas bagan kecil ini akan membuka bagan besar, yang jelas keteganggan politik akan terus berlangsung yang berujung pada ‘the next Kaplolri’,” ungkap Rocky.

Rocky menjelaskan bahwa dengan menyinggung Kabareskrim tentunya ada pihak-pihak yang keberatan jika Kapolri jatuh pada Kabaresrim sehingga pengakuan ini di keluarkan saat ini.

Terkait dengan perang bintang Polri singgung suap Kabareskrim miliaran rupiah ini menurut Rocky, sebaiknya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk jalan terus dalam melakukan reformasi institusi Polri dan tidak usah masuk dalam lingkaran politik yang tengah berlangsung.

Sedangkan Ismail Bolong menjelaskan bahwa dirinya kaget jika testimoninya viral saat ini.

“Saat itu saat dibawaa kesebuah hotel di Balikpapan, dan saya dipaksa untuk membacakan testimoni yang telah disiapkan oleh Paminal Mabes dan direkan menggunakan HP mereka,” terang Ismail.

“Untuk itu saya mengungkapkan bahwa saya tidak pernah memberikan uang kepada pak Kabareskrim dan belum pernah bertemu dengan beliau,” tambah Ismail.

Ismail menjelaskan bahwa setelah kejadian tersebut saya memutuskan untuk mengajukan pensiun dini pada bulan April dan disetujui bulan Juli.

Perang bintang Polri singgung suap Kabareskrim miliaran rupiah juga mendapatkan respon dari Menko Polhukam Mahfud Md yang menyebut bahwa isu perang bintang kembali mencuat setelah adanya klarifikasi dari Ismail Bolong.

Diketahui bahwa Ismail Bolong baru saja mencabut testimoninya soal setoran uang berjumlah miliaran rupiah ke Kabareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto. 

Mahfud MD mengatakan para perwira tinggi Polri sudah saling membuka 'kartu AS' masing-masing di dalam isu perang bintang.

Maka dari itu Mahfud MD secara tegas ingin agar kasus tersebut bisa secepat mungkin bisa diusut tuntas.

"Isu perang bintang terus menyeruak. Dalam perang ini para petinggi yang sudah berpangkat bintang saling buka kartu 'truf'," kata Mahfud MD pada Minggu, 6 November 2022.

"Ini harus segera kita redam dengan mengukir akar masalahnya," tuturnya menambahkan.

Lebih lanjut, bagi Mahfud MD, sebenarnya isu soal mafia tambang bukan merupakan suatu hal yang baru muncul di Indonesia.

Terlebih pada tahun 2013 silam, Ketua KPK pada saat itu yakni Abraham Samad menuturkan kalau kasus korupsi yang ada di tambang bisa 100 persen dibumihanguskan, bukan tak mungkin Indonesia tidak lagi mengemban utang.

"Isu mafia tambang memang meluas dengan segala backing-backing nya," tandas Mahfud MD. 

Sumber: disway
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita