GELORA.CO -Spanduk penolakan terhadap Anies Baswedan dengan tulisan "Bapak Politik Identitas Jualan Agama dan Ayat" yang terpasang di sebuah kalan di Kota Cirebon, Jawa Barat, merupakan bentuk provokasi memasuki tahun politik.
Ketua DPD KNPI Kota Cirebon, Jarum, langsung mengutuk keras spanduk tolak Anies Baswedan yang mengatasnamakan Pemuda Cirebon itu. Pasalnya, pemuda Cirebon memiliki pemikiran cerdas, sehingga tidak mungkin menghujat tokoh tertentu, terlebih jelang tahun politik.
"Saya sebagai Ketua DPD KNPI Kota Cirebon secara legitimasi diamanahkan pemuda/i Kota Cirebon turut mengutuk keras atas tindakan yang tidak mencerminkan kepribadian dan karakter pemuda/i Kota Cirebon," ucapnya, dikutip Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (15/11).
Jarum juga menegaskan, KNPI Kota Cirebon bersama OKP dan Ormas akan selalu menjaga kondusivitas keamanan Kota Cirebon dari oknum yang mengatasnamakan pemuda.
"Sebab sejatinya demokrasi adalah saling menguatkan, bukan sebaliknya. Mari kita lawan tindakan provokatif dalam bentuk apapun," tuturnya.
Sementara itu, pengamat politik Sutan Aji Nugraha menjelaskan, spanduk bernada provokasi tersebut dinilai dapat memanaskan tensi politik memasuki 2024 di Kota Cirebon.
"Saya sendiri telah melihat spanduk yang berada di pertigaan Jalan Kembar telah menjadi polemik di kalangan masyarakat politik, baik itu yang pro dan kontra terhadap Anies, artinya di luar partai pengusung dan loyalis Anies," ungkapnya.
Seharusnya, kata Sutan, tidak perlu ada spanduk provokasi dalam menentukan arah politik perorangan atau kelompok. Terlebih mengklaim atas nama Aliansi Pemuda Cirebon, ini dapat memunculkan stigma negatif pemuda Cirebon dalam hal berpolitik.
"Spanduk tersebut mesti kita tolak keras. Kenapa? Sebab telah mengklaim secara sepihak atas nama Pemuda Kota Cirebon. Saya rasa hari ni para Pemuda Cirebon khususnya Kota telah bermetamorfosa menjadi kaum terdidik yang tidak mungkin melakukan upaya-upaya negatif terhadap pihak yang tak didukungnya," paparnya.
Saat ini, lanjut Sutan, Pemuda Cirebon sudah cerdas dalam menyikapi isu politik yang terjadi di Kota Cirebon. Spanduk tersebut bisa saja memecah belah persatuan dan merusak kondusivitas keamanan.
"Kita boleh berbeda namun bukan berarti tidak bersatu. Mari kita bersama menjaga kesatuan dan persatuan yang telah disiratkan oleh Kepala Negara Jokowi untuk senantiasa berpolitik dengan riang gembira serta saling memuji, itulah arti sesungguhnya sebuah demokrasi," pungkasnya.
Sumber: RMOL