GELORA.CO - Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu menyoroti soal KA Argo Parahyangan yang selama ini menjadi andalan transportasi publik warga ke Bandung dari Stasiun Gambir, Jakarta terancam ditutup demi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Hal tersebut ditanggapi Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Said Didu mengungkapan soal tujuan dari hal itu.
Said Didu menyebutkan bahwa tujuan itu untuk mencari uang dari rakyat dan kemudian membayar utang ke Cina.
"Demi mencari uang dari rakyat utk membayar utang ke China," ucap Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya, Kamis (17/11).
Sementara itu, pemerintah menargetkan proyek KCJB bisa beroperasi Juni 2023. Pembangunannya sudah mencapai 80,41 persen dan akan dikebut agar bisa jalan sesuai rencana.
Berdasarkan data PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), target penumpang kereta ini bisa mencapai 31.125 orang orang dalam sehari.
Menurut Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio, target tersebut sulit dicapai. Kereta cepat harus bersaing dengan KA Argo Parahyangan yang selama ini menjadi andalan transportasi publik warga ke Bandung dari Stasiun Gambir, Jakarta.
Tak hanya Argo Parahyangan, kereta cepat juga harus bersaing dengan jalan tol yang selama ini juga menjadi pilihan para pengendara mobil pribadi, bus, atau mobil travel untuk ke Bandung, lewat Tol Jagorawi dan Tol Cipularang. Agus melihat bukan tidak mungkin KA Argo Parahyangan ditutup.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI buka suara mengenai kabar KA Argo Parahyangan dari Stasiun Gambir ke Stasiun Bandung dan arah sebaliknya akan ditutup seiring segera beroperasinya Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Berdasarkan informasi dari Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sejauh ini belum ada rencana menutup seluruh operasional KA Argo Parahyangan.
"Akan tetapi kemungkinan ada penyesuaian jumlah frekuensi perjalanan KA Argo Parahyangan dengan KCJB," tulis informasi dari Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.
Sumber: wartaekonomi