Jadi Kejutan! Cerita 'Raja' Intelijen Bongkar Sosok Calon Panglima TNI Yang Baru: Ada Nanti Jenderal dari Luar Jawa

Jadi Kejutan! Cerita 'Raja' Intelijen Bongkar Sosok Calon Panglima TNI Yang Baru: Ada Nanti Jenderal dari Luar Jawa

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pengabdian Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai Panglima TNI sebentar lagi purnabakti. Bursa nama calon Panglima TNI pun menghangat.

Kekinian, Presiden Jokowi disebut akan mengirim surat presiden (surpres) terkait pergantian Panglima TNI ke DPR RI pada Rabu (23/11/2022) hari ini.

Hal ini seperti dikatakan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno di Istana Negara sebagaimana dilansir Antara, Rabu hari ini. "Kami (Istana) sudah menghitung bahwa pada hari ini akan dikirim kepada DPR surpresnya," kata Pratikno.

Dia menjelaskan, calon panglima TNI bisa berasal dari tiga kepala staf matra TNI ataupun mantan kepala staf yang masih aktif sebagai anggota TNI. "Kalau calon panglima TNI pasti dari kepala staf atau mantan kepala staf yang masih aktif. Kan gitu aja, clue-nya itu," ujar Pratikno.

Diketahui, Panglima TNI saat ini, Jenderal TNI Andika Perkasa, akan memasuki usia pensiun pada akhir Desember 2022.

Andika Perkasa dilantik Presiden Jokowi menjadi Panglima TNI pada tanggal 17 November 2021 sesuai Surat Keputusan Presiden Nomor 106/TNI 2021. Andika saat itu menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, usia pensiun prajurit paling tinggi ialah 58 tahun bagi perwira dan 53 tahun bagi bintara dan tamtama. Andika lahir pada tanggal 21 Desember 1964 atau 57 tahun lalu, sehingga pada 21 Desember 2022 dia berusia 58 tahun.

Menurut UU TNI tersebut, panglima TNI diangkat dan diberhentikan oleh presiden setelah mendapat persetujuan dari DPR. Jika DPR tidak menyetujui calon panglima usulan presiden, maka presiden lalu mengusulkan calon pengganti.

Jenderal Matra Darat Paling Sering Diangkat

Jika menilik sejarah militer di Indonesia, jenderal bintang empat dari matra darat paling banyak duduk mengisi jabatan Panglima TNI.

Saat masih berstatus ABRI, jabatan Panglima bahkan keseluruhan dari Angkatan Darat, mulai dari Jenderal Soeharto hingga Jenderal Wiranto.

Kini, ada tiga kepala staf angkatan yang dinilai berpeluang jadi Panglima TNI. Mereka adalah KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, dan KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

Cerita Sang 'Raja' Intelijen

Bicara soal pergantian Panglima TNI, ada kisah menarik dari mendiang Jenderal TNI Lonardus Benyamin Moerdani yang akrab dipanggil Benny Moerdani.

Menurut Jenderal yang mangkat pada 29 Agustus 2004 itu, suatu hari jelang berakhirnya masa jabatan Jenderal TNI Maraden Panggabean sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan atau Panglima ABRI (Kini Panglima TNI), Benny Moerdani menyapa sekelompok jurnalis yang sedang ngopi santai di Hotel Indonesia.

Benny Moerdani tiba-tiba memberikan bocoran tentang calon panglima yang baru.

Sosok Jenderal yang 'khatam' berkecimpung di dunia intelijen itu seolah tahu kasak-kusuk tentang pergantian Maraden semakin kencang, begitu pula di kalangan wartawan saat itu.

"Wah, nanti ada orang luar Jawa lagi jadi Menhankam (Pangab)," ujar Benny Moerdani sebagaimana diceritakan Jurnalis Senior Atmadji Sumarkidjo dalam buku 'Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit' yang terbit pada 2006 lalu, sebagaimana dikutip Rabu (23/11/2022).

Para wartawan yang mendengar celetukan itu hanya termangu. Mereka tidak tahu siapa sosok yang dimaksud Benny.

Bukan apa-apa, ketika itu sejumlah nama dianggap punya kans kuat untuk menjadi Panglima ABRI.

Mereka antara lain KSAD Jenderal TNI Widodo. Ada pula perwira tinggi senior lainnya semacam Jenderal TNI Soerono dan Jenderal TNI Umar Wirahadikusumah.

Di luar nama-nama itu itu, mencuat juga sosok Kepala Staf Komando Pemulihan dan Ketertiban Laksamana TNI Soedomo. Namun karena dari Angkatan Laut, kans Soedomo ketika itu dianggap kecil.

Kejutan pun terjadi saat Presiden Soeharto kala itu mengangkat Jenderal TNI M Jusuf sebagai Menhankam/Panglima ABRI. Nama Jusuf disebut berbarengan dengan pengumuman komposisi Kabinet Pembangunan III pada 1978.

Penunjukan Jenderal TNI M Jusuf sebagai Panglima ABRI saat itu dianggap sangat mengejutkan.

Hal itu karena jenderal kelahiran Kajuana, Bone, Sulawesi Selatan itu telah 13 tahun lamanya tak berseragam militer. Meski masih berstatus tentara aktif, namun dia telah lama masuk birokrasi sebagai menteri.

Sumber: suara.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita