Isu Penyelewengan Anggaran Komcad Mencuat, RG: Sinyal Prabowo Belum Diizinkan Gandeng Cak Imin

Isu Penyelewengan Anggaran Komcad Mencuat, RG: Sinyal Prabowo Belum Diizinkan Gandeng Cak Imin

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pengamat politik Rocky Gerung mengomentari perihal adanya dugaan penyelewengan anggaran Komponen Cadangan (Komcad) di Kementerian Pertahanan (Kemhan). Kemhan diduga melakukan penyelewengan anggaran terkait pengadaan senilai ratusan miliar rupiah.

Munculnya kasus ini disebut-sebut juga akan menyeret nama Prabowo Subianto yang menduduki jabatan sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). Padahal nama Prabowo belakangan sedang santer disebut akan maju sebagai bakal calon presiden 2024.

Menurut Rocky, adanya kasus yang menyandung Komcad ini merupakan sinyal bahwa Prabowo belum mendapatkan izin dari orang nomor satu di RI, yaitu Presiden Joko Widodo, untuk maju di Pilpres 2024 bersama Cak Imin.

"Kalau sekarang ada soal Komcad dipersoalkan itu sebetulnya sinyal bahwa Pak Prabowo belum diizinkan untuk menggandengan Cak Imin," kata Rocky dikutip dari unggahan kanal YouTube-nya Rocky Gerung Official pada Senin (1/11/22).

Rocky lantas menilai, jika Prabowo jadi menggandeng Cak Imin dalam pesta demokrasi mendatang, maka potensi Prabowo untuk memenangkan kontestasi lebih besar.

Pasangan Prabowo-Cak Imin menurut Rocky memiliki kekuatan untuk mengalahkan Ganjar Pranowo yang telah mendapatkan dukungan dari Jokowi untuk maju sebagai calon presiden.

"Potensi Pak Prabowo untuk melampaui Ganjar juga tersedia, karena Pak Prabowo langsung mau bersama dengan PKB, dengan Cak Imin dan itu dua kekuatan yang justru bisa komplementer," lanjut Rocky.

Lebih lanjut, dikatakan oleh Rocky, Cak Imin bisa membuat Prabowo dan Gerindra akan mendapatkan dukungan lagi dari umat Islam.

"Pak Prabowo kemarin kehilangan dukungan umat Islam karena Prabowo masuk ke kabinet. Jadi, teknik Pak Prabowo untuk minta dukungan umat Islam kembali ke dalam Gerindra itu lewat Cak Imin, pasti signifikan," tutur Rocky.

Dalam dialognya, Rocky juga menyinggung beberapa kasus yang menyeret beberapa nama yang santer dikabarkan akan maju dalam Pilpres mendatang.

Mulai dari mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang diseret dalam Kasus Formula E, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang terseret kasus 'Kardus Duren'.

Menurut Rocky, beberapa kasus ini menunjukan teknik politik Jokowi yang menginginkan agar hanya ada dua calon yang maju dalam Pemilu 2024.

"Sementara begitu teknik politiknya. Kalau setiap pesaing mulai diajukan kasus itu artinya ada kecemasan pada Pak Jokowi. Kalau Pak Jokowi nggak cemas, dia bilang saja siapapun boleh yang penting saya sudah pilih Ganjar," pungkasnya.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita