GELORA.CO - Nilai biaya pinjaman pemerintahan Indonesia dinilai terlalu tinggi oleh lembaga moneter dunia alias International Monetary Fund (IMF). Hal ini dipertanyakan ekonom senior Rizal Ramli (RR).
Pasalnya, RR telah menyampaikan sejak lama mengenai sovereign borrowing cost yang dicatat IMF mencapai 8 persen atau masuk 3 besar persentase bunga utang bersama dengan Bangladesh dan India.
"Ini mah lucu pisan. RR dan ekonom-ekonom kritis sudah lima tahun nyatakan bahwa bunga utang RI ketinggian, lebih mahal dari 3 negara yang ratingnya lebih rendah," ujar RR kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (4/11).
Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Ekuin) ini menuturkan, besaran bunga utang yang mencapai 8 persen dalam tenor 10 tahun, menurutnya bakal memberatkan fiskal.
Untuk itu, RR mengingatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI)agar tidak sembarang menyusun kebijakan fiskal, khususnya yang terkait angka defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Hai SMI, bunga ketinggian itu rakyat yang harus bayar?" demikian RR.
Sumber: RMOL