Ibunda Brigadir J Mengaku Nomor Teleponnya Sempat Diblokir dan Diretas oleh Ferdy Sambo Cs

Ibunda Brigadir J Mengaku Nomor Teleponnya Sempat Diblokir dan Diretas oleh Ferdy Sambo Cs

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ibunda Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Rosti Simanjutak, mengaku nomor teleponnya pernah diblokir oleh Ferdy Sambo dan para terdakwa pembunuhan anaknya. Rosti menyampaikan cerita itu saat menjadi saksi dalam kasus kematian anaknya dengan terdakwa Bripka Ricky Rizal Wibowo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 2 November 2022.

Sebagai seorang ibu yang kehilangan seorang anak, Rosti pun mengaku kesal saat mengetahui anaknya tewas dalam kondisi mengenaskan. Kemarahan tersebut dikarenakan Rosti merasa tidak diberi tahu mengenai penyebab kematian Yosua secara jelas. 

Rosti menceritakan dirinya sempat menghubungi keluarga Sambo dan para ajudannya untuk mengetahui penyebab kematian Yosua. Akan tetapi teleponnya justru diblokir. 

"Karena saking kesalnya saya, anak saya sudah dibunuh begitu sadisnya tanpa ada pemberitahuan dari atasannya atau semua rombongan yang ada di rumah Pak Ferdy Sambo. Karena kami pernah menghubungi mereka, langsung nomor kami diblokir semua yang ada di rumah itu," kata Rosti saat persidangan.

Hendra Kurniawan cs ke Jambi

Teror telepon dari keluarga Yosua itulah yang kemudian membuat Ferdy Sambo memerintahkan anak buahnya, Brigjen Hendra Kurniawan, untuk pergi ke rumah keluarga Yosua di Muaro Jambi, Jambi. Hendra dan sejumlah anggota polisi terbang dengan jet pribadi ke sana pada 11 Juli 2022 atau tiga hari setelah kematian Yosua.

Rosti pun menceritakan peristiwa kedatangan Hendra itu. Dia menyatakan sempat emosi ketika Hendra menyatakan bahwa Yosua tewas karena tembak menembak Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang Lumiu. Hendra pun meminta keluarga tak bertanya soal kenapa Yosua dan Richard terlibat tembak menembak. Kepada Rosti dan keluarganya, Hendra menyatakan hal itu sebagai aib.

"Jadi saya sebagai ibu yang kehilangan anak memang saya langsung marah, kamu seorang Jenderal enggak usah banyak bicara. Karena saya yang melahirkan anaku, saya yang mendidik anaku dan saya yang membesarkan anakku dan saya tahu dengan karakter anaku," kata Rosti menceritakan tanggapannya kepada Hendra saat itu.

Rosti pun menyatakan sempat meminta kepada Hendra untuk menunjukkan bukti rekaman kamera keamanan yang menunjukkan peristiwa tewasnya Yosua. 

"Kalau memang anaku meninggal di rumah atasannya, seharusnya sebagai penegak hukum akan menginformasikan kepada kami, memberitahukan kepada kami bahwa itu adalah anak buahnya saya bilang. Jadi mohon jangan banyak bicara, CCTV tunjukin di sini sekarang," tambahnya.

Desakan itu direspon sebaliknya oleh salah satu anggota rombongan, Kombes Susanto. "Tidak bu, ibu jangan memojokkan kami katanya," ucap Rosti menirukan ucapan Kombes Susanto yang ikut bersama Hendra Kurniawan.

"Kenapa saya memojokkan bapak? Saya bilang begitu kepada Kombes Susanto, kenapa? Kalau memang bapak tak mau mendengar kami bicara, harus bapak yang kami dengar bapak bicara, silahkan keluar, saya bilang begitu. Tidak perlu banyak bicara di sini, saya sudah kehilangan anak, saya sudah berduka. Ngomong, bicara sesuai bukti, itu yang saya katakan saat itu," kata Rosti saat pertemuan itu.

Mendapatkan pengusiran, Rosti Simanjuntak menyatakan bahwa rombongan Hendra langsung balik kanan. Namun, pada saat malam harinya Rosti menduga handphone miliknya beserta keluarga yang lain mengalami peretasan.

"Mereka keringat jagung langsung keluar, karena saya bilang juga. Komunikasi saya dengan anaku ada di hp. Sekarang hp anaku tunjukan, langsung malamnya diretas semua hp kami. Nah itu, yang kami tambahkan dengan kehadiran rombongan Hendra Kurniawan," ujarnya.

Kunjungan Hendra Kurniawan dipermasalahkan

Kunjungan Hendra Kurniawan ke Jambi ini pun menjadi salah satu cerita sendiri dalam rangkaian kasus kematian Brigadir J. Indonesia Police Watch (IPW) mencurigai Hendra menerima gratifikasi atas penggunaan jet pribadi yang ditumpanginya.  

Berdasarkan penelusuran IPW, jet pribadi itu milik pengusaha Robert Priantono Bonosusatya yang disebut termasuk ke dalam jaringan Konsorsium 303. Konsorsium judi online itu disebut dibekingi oleh Ferdy Sambo cs. Robert membantah memiliki atau pun meminjamkan jet pribadi itu kepada Hendra. Meskipun demikian, dia mengaku mengenal mantan Kepala Biro Paminal Polri itu sejak lama. Sementara untuk kasus jet pribadi ini, polisi tengah menelusurinya. Namun hingga saat ini tak ada kabar sejauh mana penyelidikannya. 

Sumber: tempo
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita