GELORA.CO - Presiden Joko Widodo dicurigai tengah mengganggu posisi Megawati Soekarnoputri di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan memangkas honor enumerator program Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2022 hingga mengakibatkan banyaknya enumerator yang mengundurkan diri.
Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam mengatakan, pemangkasan honor enumerator BRIN sangat mencengangkan publik.
"Mengapa bisa ada pemangkasan? Apakah kurang perencanaan atau memang ada pemangkasan atau pungutan liar?" ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (9/11).
Pemangkasan honor hingga mencapai 80 persen itu kata akademisi Universitas Sahid Jakarta ini, dapat menciderai kepemimpinan Megawati di BRIN.
"Informasi pemangkasan mestinya tidak terjadi, karena sekelas BRIN yang dipimpin oleh mantan Presiden Megawati mestinya tidak terjadi pemangkasan karena pendanaannya sudah jelas dianggarkan," kata Saiful.
Sehingga, ketika terjadi pemangkasan, maka hal tersebut patut dipertanyakan apa sesungguhnya yang terjadi di BRIN.
"Apakah memang ada indikasi pemerintah dalam hal ini melakukan pemangkasan anggaran di BRIN, atau memang Jokowi ingin sengaja mengganggu posisi Mega di BRIN," terang Saiful.
Jika hal tersebut benar terjadi, maka dipastikan membuat Megawati gerah dan risau sebagai orang yang diberikan tanggung jawab sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN.
"Saya kira Megawati akan sangat kecewa kalau memang ada pemangkasan, karena pendirian BRIN saya melihat merupakan bagian dari keinginan Mega sehingga beliau diberikan tanggung jawab di lembaga tersebut," pungkas Saiful.
Sumber: rmol.