GELORA.CO - Belum lama ini ramai berita mengenai Bjorka yang jual 3,2 miliar data PeduliLindungi dan memberikan sampel. Ada nama Deddy Corbuzier di sampel data tersebut.
Lagi dan lagi Bjorka berulah dengan melakukan peretasan data. Kini PeduliLindungi yang menjadi targetnya.
Bocornya data tersebut pertama kali diketahui dari akun Twitter @secgron.
Pemilik akun, Teguh Aprianto yang juga merupakan pakar keamanan siber sekaligus Founder of Ethical Hacker Indonesia membagikan screenshot thread Bjorka di forum peretas Breached.
"Kominfo dan BSSN: Data di Peduli Lindungi aman karena keamanannya berlapis dan dienkripsi," tulis Teguh pada akun Twitter @secgron.
"Sekarang sebanyak 3,2 miliar data pribadi kita semua di PeduliLindungi bocor dan ternyata tidak dienkripsi. Sudahlah tak kompeten, pelanggar hukum dan penipu pula," sambungnya lagi.
Bjorkan memberi judul INDONESIA COVID-19 APP PEDULILINDUNGI 3,2 BILLION pada unggahan di situs BrechForums, Selasa 15 November 2022 pukul 06.42 waktu unggahan, atau pukul 13.43 WIB.
Dalam screenshot yang dibagikan oleh Teguh terlihat Bjorka merinci data yang dibocorkan tersebut terdiri dari 48 Gigabyte data terkompresi (compressed), 157 GB data tak terkompresi (uncompressed), dengan total 3.250.144.777 data.
Data berformat CSV itu berupa "Name, Email, NIK (National ID CARD Number), Phone Number, DOB, Device ID, COVID-19 STATUS, Checkin History, Contact Tracing History, Vaccination etc."
"PeduliLindungi adalah aplikasi resmi pelacak kontak Covid-19 yang digunakan untuk melacak kontak secara digital di Indonesia," tulis Bjorka dalam deskripsinya.
"Aplikasi ini dibuat oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang bekerja sama dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian BUMN, dan Telkom Indonesia."
Baca Juga: Pendaftaran PPPK Tenaga Teknis 2022 Kota Bandung Lulusan SMA, Ini Jabatan dan Syarat Afirmasinya
"Aplikasi ini sebelumnya bernama TraceTogether yang kemudian diubah namanya karena Singapura sudah memiliki aplikasi dengan nama yang sama," lanjutnya.
Tidak hanya itu, sang peretas pun membagikan beberapa sampel data diantaranya data milik Menteri Kominfo Johnny G. Plate, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, hingga konten kreator Deddy Corbuzier.
Selanjutnya, dirinya juga mengunggah sejumlah sampel bocoran data yang terbagi dalam beberapa kategori, yaitu data pengguna (Users) sebanyak 94 juta, akun yang diurutkan (Account Sorted) 94 juta, data vaksinasi (Vaccination) 209 juta, riwayat check-in 1,3 miliar, riwayat pelacakan kontak (Contact Tracing History) 1,5 miliar.
Bjorka pun menuliskan harga untuk data-data tersebut, yaitu sebesar 100.000 Dolar AS atau setara dengan Rp1,6 miliar.
Seperti biasanya, dia hanya menerima pembayaran dengan mata uang Bitcoin.
Dituliskan juga untuk yang ingin membeli data ini, bisa kontak dirinya di Telegram dengan format "I WANT TO BUY DATA [DATA NAME]". Jika tidak sesuai format, ia tidak akan merespon karena sering menerima spam di pesan Telegram.
SumbeR: ayobandung