Disentil Andi Arief, Waketum NasDem Kirim Balasan Telak: Jangan Sensi Deh!

Disentil Andi Arief, Waketum NasDem Kirim Balasan Telak: Jangan Sensi Deh!

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Wakil Ketua Umum DPP Partai NasDem, Ahmad Ali, menegaskan, bahwa anggota koalisi tidak ada yang berhak membatasi partai lain untuk berbicara. Termasuk membatasi bakal calon presiden (bacapres) dari NasDem, Anies Baswedan untuk bertemu dengan figur mana pun.

Pernyataan Ali itu menyusul pernyataan Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief meminta NasDem sebaiknya fokus untuk membangun Koalisi Perubahan dari pada sibuk menawarkan cawapres di luar PKS dan Demokrat.

Ali awalnya menjelaskan, Koalisi Perubahan yang sedang dijajaki NasDem, Demokrat dan PKS sifatnya setara sehingga kemudian semua partai yang ada di koalisi memiliki hak yang sama, memiliki derajat yang sama, memiliki kewajiban yang sama. Menurutnya, semua harus saling menghargai.


"Tidak anggota koalisi yang berhak membatasi partai lain untuk berbicara, atau untuk ketemu siapa saja ataupun membatasi Anies Baswedan sebagai calon presiden yang diusung oleh Partai Nasdem untuk ketemu siapa saja," kata Ali kepada wartawan dikutip Senin (21/11/2022).




Ali menegaskan, pertemuan atau diskusi yang dilakuakn oleh Anies atau orang lain itu bukan berarti melanggar komitmen yang sudah disepakati, karena itu sampai hari ini kita sedang melakuakn komunikasi-komunikasi politik.


"Nah, persoalan kemudian menjadi masalah adalah ketika kita selalu berprasangka," tuturnya.

Di sisi lain, kata dia, NasDem sangat menghormati Partai Demokrat. Termasuk jika Demokrat memasang baliho Anies-AHY di sejumlah daerah.

"Bagi kami itu adalah mekanisme yang terjadi di dalam Partai Demokrat dan itu kami hargai. Walaupun di internal koalisi itu tidak pernah memunculkan nama AHY seabagi wakil presden," tuturnya.


Lebih lanjut, untuk itu, kata Ali, ketika dirinya mewacanakan Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal cawapres Anies, hal tersebut merupakan pendapat pribadinya.

"Begitu juga kemudian ketika saya memberikan wacana diskursus yang terjadi di publik dengan adanya pertemuan Gibran dengan Anies bukan berarti itu menjadi putusan koalisi. Mari kita jangan sama-sama sensi deh," pungkasnya.

Pernyataan Andi Arief

Andi Arief sebelumnya mengomentari soal NasDem yang menyebut Gibran memiliki peluang untuk mendampingi Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.

Melalui akun Twitter-nya, @Andiarief__ meminta agar NasDem fokus terhadap apa yang telah dibicarakan dalam koalisi perubahan antara NasDem-PKS-Demokrat.

"Sebaiknya konsentrasi saja pada apa yang sudah dibicarakan di koalisi. Bulatkan saja tekad, bahwa NasDem bergabung bersama PKS dan Demokrat memilih di jalur perubahan," kata Andi Arief seperti dikutip pada Kamis (17/11/2022).


Andi lantas memperingatkan agar NasDem tidak menawarkan posisi calon wakil presiden kepada figur di luar PKS dan Demokrat.


"Jangan setiap bertemu figur di luar PKS dan Demokrat, Nasdem menawarkan sana-sini," lanjutnya.

Cuitan dari salah satu elite Demokrat ini pun kontan menjadi sorotan dari netizen. Netizen tampaknya setuju dengan pernyataan dari Andi Arief.

Dalam komentarnya, netizen juga menilai jika NasDem tampaknya masih mencla-mencle.

kasus dugaan suap terkait pengadaan barang dan jasa serta perizinan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]

"Om mungkin Pak Anies mau ambil amunisi," ujar netizen.

"Kader Partai NasDem harusnya konsisten dengan apa yang sudah diutarakan ke publik bahwa untuk urusan cawapres Pak Anies Baswedan diserahkan kepada beliau untuk memilihnya. Jangan tebar usulan si A atau si B tanpa memperhatikan usulan dari pendukung partai koalisi lainnya," imbuh netizen lain.

"Betul Pak Andi jangan setengah-setengah. Kasih tahu lah jadi keuntungan buat koalisi sebelah," kata netizen lain.

"Tawarannya Demokrat nggak menarik atau NasDem lagi bargaining position sama PKS dan Demokrat," tambah netizen lain.



"Bener, Mas. Rakyat tidak suka yang mencla-mencle," komentar netizen lainnya lagi.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita