Dedi Mulyadi dari Nol dengan Teh Sri Mulyawati: Modal Nikah dari Untung Jualan Beras, Bukan Instan Jadi Bupati

Dedi Mulyadi dari Nol dengan Teh Sri Mulyawati: Modal Nikah dari Untung Jualan Beras, Bukan Instan Jadi Bupati

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Terlalu indah dilupakan, terlalu sedih dikenangkan. Setelah aku jauh berjalan dan kau kutinggalkan. Betapa hatiku bersedih, mengenang kasih dan sayangmu. Setulus pesanmu kepadaku, Engkau kan menunggu. 


Mungkin itulah lagu Koes Plus yang patut digambarkan kepada Kang Dedi Mulyawati yang terus teringat tentang sosok istrinya. 

Banyak kenangan indah, pahit dan manis ternyata Dedi Mulyadi bersama istri pertama Teh Sri Mulyawati sebelum menikah hingga mengarungi bahtera rumah tangga dengan ibu dari Maula Akbar. Bahkan bagaimana dia harus berjuang melamar hingga menikahi Teh Sri Mulyawati.

Lantaran masih selalu mengenang tentang istrinya, tepat di Hari Ulang Tahun Maula Akbar yang berusia 23 tahun. Dedi Mulyadi mengundang sejumlah rekan dan sahabat yang sangat dekat bersama Teh Sri Mulyawati. 


Mereka yang diundang adalah kalangan eks aktivis HMI Purwakarta dan organisasi yang pernah diikuti oleh istrinya. 

Dimana dalam pertemuan itu banyak kisah dan cerita kebersamaan Dedi Mulyadi saat hidup susah dengan Teh Sri Mulyawati, namun telah pergi meninggalkannya karena penyakit kanker rahim. Mulai dari pertama kali menikah dengan mengontrak rumah dan modal menikah pun dari untung berjualan beras.  


Dilansir Kanal Youtube Lembur Pakuan Channel, Senin (7/11/2022). Dedi Mulyadi bercerita tentang sosok istri pertama Teh Sri Mulyawati kepada Maula Akbar yang berulang tahun. 

Ayah itu menikah sama ibu A Ula, Teh Sri Mulyawati. Pertama sebelum menikah dirinya pernah bekerja di Binawan Praduka, dari sanalah mulai bisa belajar menyetir mobil.

Tiba-tiba tahun 1998-1999 reformasi, akibat reformasi ada krisis  terjadi. Salah satunya kelanggan pangan yakni beras. dan pada saat itu Dedi Mulyadi didatangai oleh pak tugino. Dan memesan beras 2 ton kepada Dedi Mulyadi. 


“Pesan dua ton beras bisa dibayar. Setelah itu pesan lagi 6 ton. Ternyata dia membatalkan pemesaan beras 6 ton,”  cerita Dedi Mulyadi kepada anak bungsunya Maula Akbar.

Karena pemesanan beras dibatalkan diakui Dedi Mulyadi, dirinya pun mengalami kebingungan harus menghadapi saudagar beras 6 ton yang berasnya sudah dikumpulkan. 

“Saya waktu itu, bangun malam tahajud. Ya allah berikan jalan kemana saya harus menjual beras. Akhirnya saya bertemu dengan Ibu Yahya. Ibu yahya ini adalah mantan pengurus SPSI. Ibu Yahya ini memberikan arahan ke saya silahkan Kang Dedi Mulyadi besok ke koperasi ndobara,” katanya Ibu Yahya Waktu itu. 


“Kemudian beras itu saya bawa, dan kebetulan beras putih dan bagus banget. Akhirnya diterima dan dibeli 6 ton,” sambung Dedi Mulyadi. 

Tak sampai itu justru pesananan beras menjadi 70 ton dari Indobara. Adanya untung dari penjualan beras Dedi Mulyadi pun bisa membayar motor gadaian dan kontrak rumah. Singkat bisa eksvansi berjualan beras ke Indorama. 

Maka ada hasil berdagang dirinya pun melamar Teh Sri Mulyawti ibu dari Maula Akbar. Ingin melamar dan menikah dengan Teh Sri, Dedi Mulyadi pulang memita izin kepada orang tua untuk menikah. Singkatnya disetujui. 

“Tapi sejumlah biaya pernikahan saya semua yang tanggung dan itu hasil dari berjualan beras,” aku Dedi. 

Yang menarik lagi dikatakan Kang Dedi Mulyadi, saya pun langsung menempati rumah kontrakan bersama Teh Sri Mulyawati. 

“Prinsip saya pantang tidur di rumah mertua atau di rumah milik orang tua. Harus mandiri kalau sudah berkeluarga,” ungkap Dedi yang bercerita tentang sosok istri pertamanya. 

Jadi menjadi pejabat mulai anggota DPRD, Wakil Bupati Purwakarta, Bupati Purwakarta dan anggota DPR RI bukan ujuk-ujuk. 

“Tapi itu proses panjang dan butuh perjuangan harus saya lakukan,” tandasnya. **

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita