GELORA.CO - Pengamat dan Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengatakan banyaknya lembaga survei yang mulai menunjukan hasil survei mereka ke publik tidak bisa sepenuhnya dipercaya.
“Banyak lembaga survei amplop, kemudian kembali dikeluarkan hasil survei abal-abal dan muka tembok ya,” kata Refly melalui kanal Youtube-nya, dikutip Jumat (4/11/22).
"Adakah lembaga survei yang bisa dipercaya saat ini? Ya itu persoalannya. Karena begini, semua survei besar itu ya sudah menjalin kerjasama dengan para partai atau cukong sehingga kecenderungannya adalah mereka akan memainkan margin of error paling tidak ya untuk menjaga akreditasi survei ya,” jelasnya.
Hal ini diungkap Refly usai membaca survei LSI atau Denny JA yang mengatakan Nasdem diperkirakan atau terancam tidak lolos presidential threshold (PT) atau parlementer.
“Nah, pertanyaan sebenarnya adalah apakah ini adalah sebuah survei yang objektif ataukah tendensius ya?,” tanya dia.
“Yang jelas biasanya survei-survei besar itu tidak pro kepada Anies karena sudah menjalin kontrak kerjasama dengan, katakanlah kekuatan-kekuatan lain. Termasuk lembaga survei LSI, Denny JA ini ya, tambahnya.
\
Refly mengatakan, jika dibaca tren surveinya, lembaga ini lebih condong ke Airlangga Hartarto dan Golkar sepertinya, walaupun tidak terang-terangan.
“Yang sepertinya ya, kalau saya lihat lembaga ini bekerja sama dengan Golkar dan sayangnya kan mereka tidak mau mengungkapkan sumber dananya dari mana,” kata Refly.
Alumni FH UGM ini juga mengatakan, menjelang Pilpres hasil survei-surveilan ini agak susah untuk dijadikan patokan.
“Tidak bisa kita memegangnya karena perbedaan yang mencolok (antara survei satu dengan survei lainnya) dan luar biasa dan sangat bergantung kepada ke mana survei itu berafiliasi ya,” jelas dia.
Sumber: wartaekonomi