GELORA.CO -Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mengalami pembengkakan biaya yang membuat Indonesia harus mengajukan pinjaman lagi.
Konsorsium yang membangun proyek tersebut telah melakukan negosiasi dengan China Development Bank (CDB) untuk bisa membantu mendanai pembengkakan anggaran sebesar 1,03 miliar dolar AS atau senilai Rp 16,1 triliun. Seperti diketahui, 75 persen pembiayaan memang berasal dari pinjaman.
Dwiyana Slamet Riyadi, presiden direktur konsorsium, atau yang dikenal sebagai KCIC, mengatakan proyek KCJB senilai 6 miliar dolar AS itu menghadapi biaya yang membengkak karena beberapa masalah termasuk biaya pengadaan tanah yang lebih tinggi, penundaan konstruksi karena pandemi, dan kenaikan harga-harga.
Channel News Asia dalam laporannya pada Rabu (9/11) mengatakan bahwa total peningkatan biaya diperkirakan mencapai1,45 miliar dolar AS.
Didiek Hartantyo, presiden direktur perusahaan kereta api milik negara PT KAI, salah satu perusahaan dalam konsorsium tersebut menekankan bahwa Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China telah menyetujui 75 persen dari biaya tersebut harus didanai oleh pinjaman bank, sementara untuk sisanya akan dibiayai oleh peningkatan modal pemangku kepentingan.
KAI sedang dalam proses meminta persetujuan parlemen untuk penyertaan modal sebesar Rp 3,22 triliun dari negara, sementara China Railway Engineering Corporation dan perusahaan negara China lainnya diperkirakan akan meningkatkan kepemilikannya sebesar Rp 2,15 triliun, menurut Didiek.
Pembengkakan biaya proyek KCJB lebih kecil dari perkiraan awal yang menyebut angka hampir 2 miliar dolar AS.
KCJB merupakan Inisiatif Sabuk dan Jalan paling terkenal di negara Asia Tenggara, yang pada awalnya didanai dengan pinjaman setara dengan 4,55 miliar dolar AS dari CDB dengan jangka waktu 40 tahun.
Saat ini, diskusi mengenai pinjaman modal untuk proyek tersebut tengah berlangsung, menjadi tanda bahwa proyek yang disepakati pada 2015 itu kembali mengalami penundaaan.
Pemerintah Indonesia berharap jalur kereta api sepanjang 142 km yang menghubungkan ibu kota Jakarta dengan kota Bandung, bisa diselesaikan pada Juni 2023.
Sumber: RMOL