GELORA.CO - Ahli hukum tata negara dan pengamat politik Indonesia Refly Harun mengatakan dalam dunia politik tidak ada yang tidak mungkin termasuk kemungkinan Anies Baswedan ‘bersanding’ dengan Puan Maharani dalam Pilpres 2024.
Analisis mengenai Puan yang bisa menjadi wakil Anies ini pertama kali dikemukakan oleh dokter Tifa.
Menurut Refly pun analisis ini tidak sepenuhnya salah, karena jika dianalisis lebih dalam keduanya memang memiliki kekuatan yang besar.
“Coba kita lihat ini kalau misalnya Demokrat dan PKS tidak bisa (bergabung) dengan Nasdem, apakah kemudian kita beralih kepada alternatif lain?,” ungkap Refly melalui youtube channelnya, Senin (14/11/22).
“Nah alternatif lain ini adalah ya kan dengan merayu Puan Maharani sebagai wakil presidennya Anies Baswedan. Menurut dokter Tifa ya, Puan Maharani adalah satu-satunya jalan bagi Anies Baswedan untuk memenangkan kontestasi capres-cawapres,” tambanya.
Namun Refly menyadari, tentu tidak mudah ya untuk menyatukan Anies dan Puan walaupun mereka sempat menunjukkan kemesraan sebentar ya ketika Puan hadir di formula E karena ada satu sosok di PDIP yang akan menentang keras.
“Puan coba membuka komunikasi dengan Anies Baswedan mengatakan bahwa komunikasi mereka baik-baik saja tapi penghalang utamanya adalah Hasto Christianto, sang Sekjen yang selalu melakukan serangan-serangan, baik kepada Anis dan sekarang kepada kubu Nasdem,” jelas dia.
Sepertinya Hasto, kata Refly termasuk yang paling garis keras tidak mau Puan bersatu dengan Anies misalnya, dari awal-awal dia sudah mengatakan tidak ingin apa bekerjasama dengan Demokrat dan PKS.
Refly mengatakan, ini adalah salah satu hal yang perlu dipertimbangkan karena Puan berasal dari arus kiri, sedangkan Anies dari arus kanan.
“Kalau arus kanan dan arus kiri itu menyatu untuk mengusung seseorang Anies dan Puan maka arus ini dahsyat sekali bagi Indonesia,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, akan banyak orang dari oligarki yang tidak setuju namun jika Anies dan Puan kuat, mereka bisa menjadi gelombang kekuatan rakyat.
“Karena itu petualang-petualang yang mencari keuntungan politik dari praktek gelap oligarkis misalnya itu tidak akan senang istana pasti tidak akan senang kalau seandainya arus kanan dan arus kiri itu bersatu. Karena koalisi ini bisa dahsyat menjadi sebuah gelombang kekuatan rakyat,” jelas dia.
Sumber: wartaekonomi