Anak Kombes Aniaya Teman Bimbelnya di PTIK, Polisi Periksa Kakak Korban dan Pelatih

Anak Kombes Aniaya Teman Bimbelnya di PTIK, Polisi Periksa Kakak Korban dan Pelatih

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Seorang remaja anak perwira menengah Polri berpangkat komisaris besar (kombes) yakni RC diduga menganiaya FB (16) teman bimbelnya.

Penganiayaan terjadi di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (12/11/2022).

Ibu korban sudah melaporkan penganiayaan atas anaknya FB oleh RC ke Polres Metro Jakarta Selatan.


Penganiayaan terjadi saat pelaku dan korban tengah bersama-sama mengikuti bimbingan belajar (bimbel) jasmani di area PTIK.


Pemukulan RC ke FB disebut Yusna terjadi mulai dari area parkir hingga di lapangan bahkan di depan pelatih mereka.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Irwandy Idrus menuturkan, penyidik masih mendalami peristiwa yang terjadi.



Baik melalui keterangan saksi maupun olah tempat kejadian perkara atau TKP.

Menurutnya pihak terlapor hingga kini belum dimintai keterangan.

"Saya belum memeriksa terlapor, nanti kami gali lagi untuk masalah itu," katanya, kepada wartawan pada Kamis (17/11/2022).


"Kami tidak mengarah ke sana, kami lihat peristiwanya dulu terjadinya bagaimana, jam berapa, kami buat terang peristiwanya dulu," lanjut dia.

Kakak dari korban yang juga mengikuti bimbel persiapan masuk Akademi Kepolisian (Akpol) menjalani pemeriksaan.

Adapun pelapor, pelatih, dan asisten pelatih sebelumnya sudah diperiksa sebagai saksi. "Hari ini kakak korban lagi diperiksa," katanya.



Sementara itu, Yusna selaku ibu korban membenarkan, kakak korban menjalani pemeriksaan karena saat kejadian berada di lokasi.

"Pemeriksaan hari ini ditanya apakah melihat kejadian itu. Kan betul-betul mendampingi dia. Jadi betul-betul ada di tempat," ujar dia.


"Mulai dari dipukulin di mobil di tempat parkir di lapangan. Soal kronologi kejadiannya seperti apa dan siapa saja yang melihat," sambungnya.

Ia menolak secara tegas kasus pemukulan anaknya itu diselesaikan secara kekeluargaan.



Pasalnya, pelatih bimbel baru mencetuskan mediasi usai kasus ini ramai di pemberitaan.

"Sebelum media nasional ngangkat kami tidak ada diajak mediasi dari pihak bimbel maupun orangtua terlapor," kata dia.


"Baru ada setelah sudah tershare di media. Kita jawab secara normatif. Kita selesaikan melalui hukum," lanjut Yusna.

 

Sementara itu, ia mengatakan orangtua terlapor pun telah menyampaikan permohonan maaf melalui aplikasi perpesanan pada Rabu (16/11/2022) kemarin.

"Iya sudah ada dihubungi sama bapak terlapor. Kita tetap ingin melanjutkan secara hukum," kata dia.

"Kalau damai kita tidak mau damai biar ada efek jera. Karena ini bukan sekali dua kali dia melakukannya," sambungnya. 

Sumber: Wartakota
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita