GELORA.CO - Hampir saja piring-piring putih itu melayang-layang di arena Munas Hipmi, Senin 21 November 2022. Adu jotos terjadi persis di ruang makan.
Itu terlihat dari jejeran peralatan katering di tempat adu jotos. Tempat makanan yang terbuat dari stainless berjejer rapi. Berdiri di atas karpet merah yang memanjang.
Piring-piring putih bersih masih bertumpuk. Belum tersentuh. Tiba-tiba beberapa orang saling berloncatan. Mereka mengenakan kemeja batik. Saling memukul.
Teriakan bersahut-sahutan. Ada yang membantu memukul. Sebagian berusaha melerai. Namun, tak mudah. Sebab, orang yang terlibat adu jotos bukan hanya dua orang.
Saat adu jotos terjadi terdengar suara berdenting. Mirip suara pedang dalam sandiwara radio atau sinetron laga. “Ting…ting…”
Rupanya, di antara pelaku ada yang mengambil peralatan katering untuk menyerang lawan. Beruntung, segera diamankan peserta lain agar tidak menimbulkan luka.
Alhasil, pelaku adu jotos tak sampai berdarah-darah. Hanya mengalami luka memar. Benjol-benjol. Bibir jontor.
Senior Hipmi Sulsel, Firdaus Deppu yang juga mengikuti Munas tersebut mengatakan, dirinya pada saat kejadian, tidak berada persis di lokasi tempat kejadian tersebut.
“Jadi begini Dinda, saya tidak berada persis di lokasi pada saat itu, waktu kejadian yah. Nda ada, tapi menurut informasi yang saya dapat ini miskomunikasi biasa,” kata Firdaus dikutip dari Herald Sulsel, Selasa 22 November 2022.
Mantan ketua OKK BPD Hipmi Sulsel itu juga menerangkan, kericuhan itu terjadi di luar forum Munas.
“Jadi ini terjadi di luar arena sidang. Di luar arenaji ini, bukan di dalam forum sidang, di luar. Di luar forum,” sebutnya.
Hal tersebut ucap Firdaus merupakan hal yang biasa terjadi dalam musyawarah organisasi.“Jadi saya kira itu biasaji Dinda, dalam hal bermusyawarah dalam setiap organisasi. Itu terjadi ada kesalahpahaman, mungkin yah biasa anak muda, anak muda yah mungkin namanya anak muda yah, mungkin masih berjiwa panas kita pahami juga itu,” ungkap Firdaus. (*)
Sumber: herald.