Adian Ingin Pilpres 2024 Diikuti 2 Paslon: Kalau 2 Putaran Anggarannya 15-20 Triliun, Kan Sayang Itu Uang

Adian Ingin Pilpres 2024 Diikuti 2 Paslon: Kalau 2 Putaran Anggarannya 15-20 Triliun, Kan Sayang Itu Uang

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Politisi PDIP Adian Napitupulu menginginkan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024 hanya diikuti dua pasangan calon saja.

Hal itu disampaikan Adian dalam kanal YouTube Zulfan Lindan Unpacking Indonesia, dikutip pada Jumat 25 November 2022.

"Bisa nggak sih kalau kita buat dua calon saja, lalu kemudian satu putaran selesai," ujar Adian.

Pasalnya, kata dia, jika Pilpres 2024 berlangsung dengan dua putaran akan menghamburkan anggaran.

"Putaran pertama, putaran kedua, berarti negara akan keluarkan lagi anggaran sekitar 15 sampai 20 Triliun kalau tidak salah. Kan uang itu sayang," ujar dia.

"Mau berapapun ujungnya kan dua kok. Dalam putaran kedua tinggal dua juga. Jadi kalau misalnya ujung-ujungnya dua kenapa tidak dua dari sekarang, Kan bisa seperti itu," imbuhnya.

Meski begitu, ia tak mempermasalahkan jika ada pihak yang menginginkan Pilpres diikuti lebih dari dua calon.

“Tapi ada yang mempertimbangkan tentang kualitas demokrasinya kan lebih bagus kalau tiga kan silakan," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tak mempermasalahkan pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menginginkan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024 hanya diikuti dua pasangan calon saja.

Menurut Cak Imin, di dalam demokrasi merupakan hal yang wajar menyampaikan aspirasi dan berbeda pendapat.

"Ya masing-masing punya aspirasi. Biasa demokrasi, perbedaan pendapat," ujar Cak Imin di Perpustakaan Nasional RI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (28/8/2022).

Jika PDI Perjuangan menginginkan dua paslon capres dan cawapres di Pilpres, dirinya ingin agar minimal ada tiga paslon yang bersaing di Pilpres 2024.

"Kalau saya minimal tiga (Paslon)," tuturnya.

Sumber: wartaekonomi.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita