Yaqut Sebut Banser Saudara Tua TNI-Polri, tapi Tidak Gajian

Yaqut Sebut Banser Saudara Tua TNI-Polri, tapi Tidak Gajian

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas memimpin apel siaga Ansor dan Banser di Alun-alun Kidul Yogyakarta, Minggu sore 23 Oktober 2022.
"Banser ini lahir lebih dulu dari TNI dan Polri," kata Yaqut Cholil Qoumas yang juga Menteri Agama itu. 

Gus Yaqut menjelaskan, jika TNI dan Polri lahir tahun 1945, Banser lahir tahun 1934. "Jadi Banser ini kurang lebih 11 tahun lebih tua dibanding TNI-Polri," katanya.

Sebagai saudara tua, lanjut Gus Yaqut, tentu Banser harus lebih banyak mengalah. "Kalau saudara-saudara muda kita anggota TNI Polri gajian, Banser tidak pernah gajian," kata mantan Wabub Rembang berkelekar yang disambut gelak tawa para kader.

Namun, Gus Yaqut melanjutkan, meski kader Banser-Ansor tidak pernah gajian.Ia percaya kecintaan organisasi di bawah naungan Nahdlatul Ulama atau NU itu kepada NKRI tidak pernah luntur sejengkal pun. 

"Kalau saudara-saudara kita mendapatkan baju seragam dari anggaran negara Tapi kader-kader Banser dan Ansor pakai seragam yang gagah-gagah ini dapat dari beli sendiri-sendiri," katanya.

"Saya yakin bapak ibu sekalian, seragam Banser yang gagah-gagah ini, yang warnanya mulai pudar pun, inshaallah belum lunas cicilannya,"  Yaqut menambahkan.

"Begitu pula sebaliknya, jika saudara mudanya melihat saudaranya tua kesulitan seperti ini kok diam saja, kata Rhoma Irama, terlalu," kata adik Ketua PBNU Gus Yahya itu.

Ansor- Banser,lajutnya, tidak pernah gentar sedikit pun terhadap ancaman yang muncul di negeri ini. "Ansor Banser tidak pernah mundur sejengkal pun jika ada tantangan yang mengancam negara ini," tambahnya.

Sebab, kata Gus Yaqut, sejarah sudah membuktikan peran Ansor-Banser.

"Sebelum kemerdekaan kita berjuang, ikut bersama-sama menegakkan kemerdekaan negara kita," kata dia.

Lalu ketika PKI tahun 1948 mencoba merebut atau mengkudeta kedaulatan negara kita, Ansor-Banser juga ikut terlibat melawan mereka.

"Termasuk tahun 1965 ketika PKI kembali bangkit untuk melakukan perebutan kekuasaan NKRI, yang banyak jadi korban lagi-lagi Ansor dan Banser," katanya.

"Zaman reformasi sama. Zaman reformasi ketika Orde Baru menjelang keruntuhannya, Ansor Banser juga ikut di garda paling depan,"  tegasnya. 

Gus Yaqut  juga berpesan ada hal terpenting yang harus dilakukan Ansor dan Banser. Apa itu?  Harus  menebar manfaat, termasuk mematuhi perintah kiai. “Apa pun perintah kiai yang diberikan kepada kita, laksanakan dengan penuh tanggung jawab. Karena itu pasti bermanfaat,” katanya.

“Kedua, jangan pernah lakukan sesuatu yang membuat kualat. Baik itu sebagai menteri, anggota DPD, DPR atau Banser. Jangan sampai kita lakukan sesuatu yang membuat kita kualat,” sambungnya.

Gus Yaqut menilai, saat ini banyak pihak yang segan kepada Ansor dan Banser. Hal itu tidak terlepas dari sikap tegas dan kecintaan Ansor dan Banser terhadap NKRI.

“Setiap gangguan sekecil apa pun kepada bangsa. Berarti mengganggu apa yang dulu pernah diperjuangkan para kiai kita, dan itu berarti menginjak harga diri dan martabat kita. Hanya ada satu kata, lawan,” pungkasnya.

Turut hadir dalam kesempatan ini Rois Syuriah PWNU DIY KH Mas’ud Masduki, Ketua Tanfidziyah PWNU DIY Zuhdi Muhdor, Kasatkornas Banser H Hasan Basri Sagala dan jajaran PP GP Ansor, PW Ansor DIY, GBPH Prabukusumo, anggota DPD RI Hilmy Muhammad dan Kakanwil Kemenag DIY Masmin Afif serta segenap jajaran. (*)

Sumber: times
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita