Yang Penting Anak dan Istriku Selamat dari Gas Air Mata

Yang Penting Anak dan Istriku Selamat dari Gas Air Mata

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Mata AS, 3, tertuju ke arah puluhan ribu suporter Arema yang memadati lapangan Stadion Kanjuruhan Malang, Jumat (7/10) malam. AS merupakan salah satu survivor dari tragedi Kanjuruhan Malang.

Dalam Tragedi yang berawal dari pertandingan BRI Liga 1 antara Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10), AS ikut menonton bersama kedua orang tuanya.

”Anakku selamat,” kata Joko Dwi Pradana, 26, ayah AS.

Dana, sapaan Joko Dwi Pradana, tampak berkaca-kaca saat melantunkan Yaasin dan Tahlil. Tangan kirinya erat menggendong putri kecilnya. Sementara tangan kanannya menggenggam jemari istrinya, V, 23. Ketiganya merupakan survivor dari tragedi yang menewaskan 131 orang itu.

”Kami nonton berenam. Tiga lainnya teman-teman. Alhamdulillah selamat semua,” ujar Joko Dwi Pradana.

Dana yang berasal dari Korwil Dieng itu masih berduka. Sebab, salah satu anggota korwil telah dinyatakan meninggal dunia.

”Temanku, perempuan. Meninggal waktu menyelamatkan diri. Di makamnya, kami pasang syal Arema untuk menghormati almarhumah,” ungkap Joko Dwi Pradana.

Dengan terbata-bata, Dana menceritakan detik demi detik yang terjadi pasca peluit tanda berakhirnya pertandingan ditiup wasit.

”Saya bawa istri dan anak saya keluar. Pintunya belum ditutup,” terang Joko Dwi Pradana.

Dana mengaku sangat bersyukur telah mengeluarkan istri dan anaknya dari Gate 3. Selang beberapa menit kemudian, pintu tertutup.

”Saya berhasil mengeluarkan mereka. Lalu saya kembali ke atas (tribun), saya mau menyelamatkan teman-teman saya yang masih di tribun,” ungkap Joko Dwi Pradana.

Saat itulah polisi menembakkan gas air mata. Tar! Tar! Tar! Begitu cerita Dana menggambarkan apa yang terjadi di tribun.

”Meski berhasil keluar, saya sempat kehilangan denyut nadi,” ujar Joko Dwi Pradana.

Dirawat di rumah sakit tak membuat kondisi Dana membaik. Alasannya, selama menyelamatkan teman-temannya keluar, Dana banyak menghirup gas air mata.

”Saya 2 kali nggak sadar. Pertama dibawa ke ruang VIP. Di sana banyak nawak-nawak (sebutan teman-teman suporter Arema) dirawat. Lalu dibawa ke RSUD Kanjuruhan,” papar Joko Dwi Pradana.

Dana dirawat selama beberapa hari. Dia merasa bersyukur telah selamat dari tragedi itu. Meski demikian, saat ini masih harus banyak beristirahat.

”Kami berharap tragedi ini bisa diusut tuntas,” ucap Joko Dwi Pradana.

Hal serupa disampaikan suporter lainnya. V mengingat momen ketika tak tahu harus berbuat apa dan ke mana saat menggendong AS. Dia merasa kebingungan.

Meski sudah di luar stadion, dia masih bisa mendengar suara tembakan gas air mata dan teriakan para suporter. ”Saya ngumpet di kios sama anak saya. Saya nunggu suami saya,” ujar dia.

Sumber: jawapos

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita