Refly Harun: 10 Tahun Tak Jadi Presiden, Apa SBY Masih Miliki Jaringan yang Bisa Diandalkan?

Refly Harun: 10 Tahun Tak Jadi Presiden, Apa SBY Masih Miliki Jaringan yang Bisa Diandalkan?

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menyoroti pertanyaan dari salah satu pengguna YouTube yang berkomentar di video akun YouTube pribadi miliknya terkait  Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang disebut merupakan sosok mudah dekat dengan rakyat dari berbagai kalangan.

Selain itu, AHY juga kerap disebut-sebut akan dibantu oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jika adanya kecurangan dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Hal tersebut ditanggapi Refly Harun melalui video di akun YouTube pribadi miliknya. Dalam videonya, Refly Harun mengatakan bahwa adanya kekuatan dari sosok AHY.

Refly Harun menyebutkan bahwa kekuatan itu yakni AHY dekat dengan SBY yang lebih berpengalaman dalam perpolitikan.

"Jadi sebenarnya AHY punya kekuatan lain yaitu di SBY. Cuman masalahnya adalah setelah 10 tahun tidak menjadi presiden, apakah SBY 2014 terakhir jadi presiden, kemudian sekarang 2024 apakah kemudian SBY masih memiliki jaringan yang bisa diandalkan," tutur Refly Harun melalui video di akun YouTube pribadi miliknya, Sabtu (29/10).

Lanjut, Refly Harun juga mengatakan bahwa apakah bisa SBY memastikan soal penjagaan Pilpres 2024 yang tidak akan ada bumbu kecurangan.

"Terutama misalnya untuk menjaga agar jangan sampai terjadi kecurangan dalam pemilu misalnya," imbuh Refly Harun.

Sementara itu, Politikus senior Nasdem Zulfan Lindan menyebutkan bahwa SBY bisa lebih berpengalaman dalam menghadapi persoalan adanya kecurangan.

"Saya kira di sini ada kalau AHY nanti menjadi wakil Anies, paling tidak SBY ini sudah tahu punya pengalaman bagaimana menghadang kecurangan-kecurangan itu. Pasti dia sudah tahulah. Biasanya kan karena incombent itu tidak ikut, pasti kita bicara kecurangan itu kecil," tutur Zulfan Lindan dalam akun YouTube pribadi milik Refly Harun.

Sumber: wartaekonomi
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita