GELORA.CO - Pihak terkait kerusuhan Kanjuruhan Malang yang dipanggil Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) belum terlihat mendatangi lokasi.
Berdasarkan pantauan, PSSI, PT LIB, Broadcaster Liga 1 dan beberapa pihak lainnya yang dipanggil belum terlihat sama sekali.
Diketahui, Hari ini Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM memanggil pihak yang terkait kerusuhan di Kanjuruhan, Malang.
Pemanggilan pukul 10.00 WIB dan dilakukan dalam rangka pengembangan penyelidikan kerusuhan yang merenggut nyawa 132 jiwa saat pertandingan Liga 1 antara Arema vs Persebaya.
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai organisasi induk sepakbola Indonesia, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku pelaksana Liga Indonesia dan Indosiar sebagai penyiar pertandingan akan dimintai keterangan oleh Komnas HAM.
"Kami agendakan besok permintaan keterangan kepada Dirut PT LIB, ahli hukum olahraga, Dirut Indosiar dan PSSI," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam saat menerangkan temuan pihaknya di kantornya, Rabu 12 Oktober 2022.
Menurut Anam, Hal tersebut dilakukan demi mendapatkan informasi yang jelas dari pihak terkait.
"Untuk mencari keterangan yang benderangan. Sehingga tidak boleh lagi ada yang seperti itu," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, terdapat beberapa penemuan baru data baru terkait kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Kerusuhan yang terjadi kala Arema vs Persebaya tersebut menimbulkan petaka. Hingga kini tercatat 132 jiwa melayang dalam kerusuhan tersebut.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melakukan penyelidikan pada tanggal 2 hingga 10 Oktober yang lalu.
"Komnas HAM melakukan penyelidikan stadion kanjuruhan yang diselenggarakan 2 sampai 10 Oktober 2022," ucap Beka Ulung Hapsara selaku Komisioner Komnas HAM.
Dalam penyelidikannya, pihaknya mengaku meminta beberapa keterang pihak yang terkait dalam tragedi tersebut. Mulai manajemen Arema, suporter hingga pihak keamanan.
"Melakukan permintaan keterangan ke manajemen dan pengurus Arema, pemain Arema, Bupati Malang dan jajaran, jajaran Brimob yang turun pengamanan, meminta keterangan jajaran Polres Malang, termasuk mantan Kapolres, saksi dan korban di daerah Malang Raya, ke BPBD Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kabupaten Batu, Panpel, securiti pertandingan," ungkapnya saat menjelaskan pihak mana saja yang dimintain keterangan sementara.
Dalam penyelidikan Komnas HAM yang dilaksanakan 8 hari tersebut, ditemukan beberapa barang bukti. Seperti dokumen pengamanan kepolisian, foto dan video asli dari korban pun didapat.
"Komnas HAM mendapat barang bukti dokumen pengamanan kepolisian, data korban dari sejumlah pihak, rumah samit, relawan dan keluarga korban, video dan foto orisinil dari korban, bagian senjata gas air mata yang sedang diuji laboratorium," ucap Beka.
Sedangkan Komisioner Komnas HAM lainnya, Choirul Anam juga menjelaskan beberapa point yang didapat dalam penyelidikan di Malang.
"Pertama, fokus Komnas melihat bagaimana cara pengsmanan dan pra kondisi pertandingan tersebut nyaman dan aman bagi suporter, kami mendapat banyak data dokumen rencana pengsmanan dari berbagai pihak, kepolisian, Aremania," terangnya.
Berdasarkan informasi yang didapat pihaknya, 20 menit usai wasit meniupkan peluit akhir pertandingan kondisi dinilai masih kondusif.
"Kedua 14 sampai 20 menit pasca peluit masih terkendali, pemain minta maaf ke Aremania, saat pemain menuju ruang ganti, beberapa Aremania datang memeluk pemain untuk memberi semangat, kita nilai 14 sampai 20 menit pasca peluit masih terkendali, memang ada suporter tapi memberi semangat," ucapnya sembari memegang kertas bukti data yang didapat Komnas HAM.
Lalu, berdarsarkan informasi yang timnya dapatkan. Pukul 22.08 WIB pertama kali gas air mata ditembakan ke tribun daerah selatan.
"22.08 tribun selatan, hal ini menyebabkan kerusuhan suporter," tuturnya.
Informasi tersebut didapatkan dari rekaman telepon genggam milik seorang korban yang meninggal dunia.
"Video yang diproduksi oleh salah satu korban yang meninggal. Karena video ini yang krusial, dari di tribun sampai terakhir. Dia sendiri bagian dari yang meninggal, ini memang yang banyak dibicarakan tertutup, dan terbuka kecil," katanya sembari menunjukkan rawut sedih.
Sumber : disway