Pengamat Sebut Partai Nasdem 'Khianati' Koalisi: Mazhab Anies Baswedan Berbeda dengan Jokowi!

Pengamat Sebut Partai Nasdem 'Khianati' Koalisi: Mazhab Anies Baswedan Berbeda dengan Jokowi!

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan langkah politik Partai Nasdem cukup melukai perasaan pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Oleh karena berani mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024.

Menurut Adi, hal itu menjadi berbeda ketika Partai Nasdem mendeklarasikan nama lain.

Oleh karenanya sindiran dari politisi PDIP terhadap Partai Nasdem pun menguat.

“Ini the one and only untuk NasDem dan Anies Baswedan,” kata Adi dalam acara Adu perspektif Total Politik yang berlangsung daring, Selasa (11/10/2022) malam.

Menurut Adi, hubungan ke depan Jokowi dengan Partai Nasdem pasti kurang harmonis.

Karena Partai Nasdem tak mampu menjaga perasaan Presiden Jokowi yang masih berkuasa.

“NasDem berada di koalisi pemerintah, tiba-tiba ngusung calon presiden yang mazhabnya berbeda dengan Jokowi, dengan PDIP, dengan pemerintah, plus dengan keseluruhan koalisi pemerintah saat ini,” ucapnya.

 Baca juga: Niluh Djelantik Minta Pemimpin Nasdem Ingat Reporter yang Dilempari Pendukung Anies Baswedan

“Suka tidak suka, Anies ini kan adalah satu-satunya orang di luar kekuasaan politik saat ini, yang selalu dihadap-hadapkan dengan Jokowi, dengan penguasa,” lanjutnya.

Adi lantas mengutip perkataan Ketua DPP PDIP Said Abdullah.

Ketua Banggar DPR RI ini menyebut bahwa PDIP tidak akan berkoalisi dengan siapapun yang mencemari masjid dan tempat ibadah untuk kepentingan politik kekuasaan.

“Kutipan Pak Said masih aktual dan cukup viral sampai sekarang,” ucapnya.

 Baca juga: Disebut Nasdrun usai Deklarasikan Anies Baswedan Capres, NasDem: Mereka Dengki, Iri dan Tidak Waras

Menurutnya, pernyataan Said Abdullah berkaitan erat dengan deklarasi Anies Baswedan oleh Partai NasDem.

Meski tidak dikatakan langsung, Adi beranggapan setiap peristiwa politik bisa multitafsir.

“Satu teks politik seperti pernyataan Pak Hasto dan pernyataan Pak Said itu mengandung begitu banyak pesan politik yang bisa kita tafsirkan," ujarnya.

“Tapi muara dari ini semua omongan Pak Said, Pak Sekjen soal biru yang lepas dari Jokowi ujung-ujungnya satu, pada NasDem yang sudah mendeklarasikan Anies sebagai kandidat capres 2024, bukan yang lain. Itu clear,” kata Adi Prayitno.

Hasil Survei LSI

Sementara itu, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru mengenai simulasi pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk pilpres 2024.

Hasilnya, pasangan Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto.

Pasangan itu unggul di pemilih yang tinggal di desa.

Di segmen pedesaan yang angka populasi respondennya mencapai 71,2 persen, ada 31,4 persen orang yang memilih pasangan Ganjar - AH.

Sementara yang memilih Prabowo - Puan berada di angka 24 persen, Anies - AHY 18,8 persen.

Sebaliknya, para pemilih yang tinggal di kota memiliki populasi responden sebesar 28,8 persen. 

Mereka mayoritas lebih banyak mendukung pasangan Anies - AHY dan berada di angka 32,6 persen.

Pasangan lain, Ganjar - Airlangga berada di angka 26,5 persen dan Prabowo - Puan di 23,5 persen.

Direktur LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menyimpulkan populasi padat menjadi penting bagi capres dan cawapres di pemilihan presiden 2024 nanti.

"Segmen pedesaan menjadi kantong yang harus diperebutkan karena di situ tempat majority pemilih berada saat ini," kata Adjie di konferensi pers hasil survei Pasangan Capres - Cawapres Paling Populer dan Prospeknya, Senin (10/10/2022).

Menurut Adjie, mengetahui pemilih dari desa dan kota juga penting karena bisa mengetahui sejauh mana penetrasi pasangan capres dan cawapres.

"Mengapa ini penting? Kita ingin mengukur sejauh mana penetrasi pasangan capres. Apakah merata di daerah perkotaan dan pedesaan atau hanya kuat di segmen tertentu," ujarnya

Sebelumnya, LSI merilis hasil survei berjudul “Pasangan Capres - Cawapres Paling Populer dan Prospeknya”. 

Survei tersebut menghasilkan tiga pasang presiden dan wakil presiden. 

Di antaranya adalah pasangan Ganjar Pranowo - Airlangga Hartarto (Ganjar-AH), Prabowo Subianto – Puan Maharani (Prabowo – Puan), dan Anies Baswedan – Agus Harimurti Yudhoyono (Anies – AHY).

Survei nasional ini dilakukan pada 11 hingga 20 September 2022, dengan metode riset kualitatif.

Survei nasional menggunakan 1200 responden di 34 Provinsi di Indonesia. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview).

Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar +/- 2,9 persen. Riset kualitatif dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview. 

Peluang Tiga Kekuatan Pilpres 2024:

Poros I

Capres: Ganjar Pranowo

Cawapres: Airlangga Hartarto

Golkar:

85 kursi

Jumlah suara: 17.229.789

(12,31 persen)

PAN:

44 kursi

Jumlah suara: 9.572.623

(6,84 persen)

PPP:

19 kursi

Jumlah suara: 6.323.147

(4,52 persen)

Poros II

Capres: Prabowo Subianto

Cawapres: Puan Maharani

PDIP:

128 kursi

Jumlah suara: 27.503.961

(19,33 persen/bisa mengusung sendiri)

Gerindra:

78 kursi

Jumlah suara: 17.596.839

(12,57 persen)

PKB:

58 kursi

Jumlah suara: 13.570.970

(9,69 persen)

Poros III

Capres: Anies Baswedan

Cawapres: Agus Harimurti Yudhoyono/Sandiaga Uno

Nasdem:

59 kursi

Jumlah suara: 12.661.792

(9,05 persen)

Demokrat:

54 kursi

Jumlah suara: 10.876.057

(7,77 persen)

PKS:

50 kursi

Jumlah suara: 11.493.663

(8,21 persen)

Sumber : wartakota
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita