Pencapresan PDIP Tunggu Mother of Instinct

Pencapresan PDIP Tunggu Mother of Instinct

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


OLEH: DJONO W OESMAN
WACANA pencapresan PDIP, unik. FX Rudy mendukung Ganjar Pranowo, diperingati keras. Sebaliknya, pencetus Dewan Kolonel pendukung Puan Maharani, juga ditegur keras. Terus, PDIP maunya mencapreskan siapa?

Bahwa, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri bakal menampilkan Puan Maharani, jelas terbaca publik. Sudah lama. Meskipun Mega belum mengatakan ke publik.



 
Maka, Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo (FX Rudy), diperingati keras PDI-P. Karena, mendukung kader PDIP, Ganjar Pranowo, jadi capres.

FX Rudy dan Ganjar sama-sama dipanggil, dimintai klarifikasi ke Kantor DPP PDIP, Rabu, 26 Oktober 2022. Keduanya sama-sama disanksi. Tapi, sanksi terhadap Rudy lebih keras.

Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun kepada pers, Rabu, 26 Oktober 2022, mengatakan:

"Karena Pak Rudy ini adalah kader senior, maka tentu sanksi juga harus lebih berat. Karena itu kita jatuhkan sanksi peringatan keras dan terakhir pada saudara FX Rudyatmo."

Komarudin: Rudy terbukti melanggar keputusan kongres V PDIP bahwa pencapresan kewenangan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri. Semua kader harus ikuti itu.

Sebelumnya, Rudy menyebut, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, laku untuk Pilpres 2024. Menurutnya, sejumlah partai mendukung Ganjar. Partai Amanat Nasional (PAN) Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Sebelumnya lagi, muncul Dewan Kolonel.

Pada Juni 2022, sejumlah anggota Fraksi PDIP DPR RI Komisi I sampai XI, membentuk Dewan Kolonel. Diinisiasi Johan Budi Sapto Pribowo. Mendukung Puan Maharani jadi capres.

Alamak... Ternyata, pencetus dan pendukung Dewan Kolonel juga ditegur keras. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan, Minggu, 23 Oktober 2022, mengatakan:

"Partai menegaskan disiplin partai dan semua terkait capres cawapres. Arahan Ibu Ketua Umum, jelas. Jangan grasa grusu. Sabar dan pasti pada waktu yang tepat. Momentum sesuai suasana kebatinan rakyat. Ibu Mega akan umumkan capres-cawapres."

Jadi, PDIP bakal mencapreskan siapa, dong? Apakah anggapan publik bahwa Megawati bakal menampilkan Puan, tidak akan terjadi? Tapi, anggapan ke situ begitu kuat. Semua ortu pasti mengutamakan anak.

Craig Howard Kinsley dan Kelly G. Lambert dalam buku mereka, "The Maternal Brain" (2006) menyatakan, semua wanita, ketika ia melahirkan anak, maka terbentuk instink keibuan di otak.

"Begitu seorang wanita melahirkan pertama kali, terbentuk masa transisi di otak, dari masa wanita biasa menjadi ibu. Terjadi adaptasi neurobiologis untuk memenuhi tuntutan kodrati, yang ditunggu-tunggu oleh anak."

Otomatis berubah. Seperti, otomatis dia memproduksi air susu, yang kalau tidak diberikan ke bayi, justru dia kesakitan. Otomatis, berusaha keras melindungi, memberi rasa aman kepada bayi, sejauh kemampuan dia.

Secara teknis, buku "The Maternal Brain" menyebut: "Modifikasi otak telah diamati peneliti. Tampak di hipokampus dan amigdala, memberikan dukungan untuk plastisitas saraf, yang melampaui perubahan hipotalamus yang diharapkan."

Intinya, ibu (sejak melahirkan) bakal habis-habisan, mati-matian, memperjuangkan kecukupan hidup buat sang anak. Disadari atau tidak. Kecukupan hidup sesuai standard Abraham Maslow (1908 - 1970), pelopor aliran psikologi humanistik dari New York, Amerika.

Abraham Maslow, dalam bukunya, "A Theory of Human Motivation" (1943) menyebutkan lima kecukupan hidup manusia:

1) Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs). Makan, minum, tidur, oksigen, rumah, semua kebutuhan dasar manusia.

2) Kebutuhan rasa aman (Safety/Security Needs). Setelah kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncul kebutuhan rasa aman. rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit.

3) Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang (Social Needs). Cinta, menikah, kasih sayang, memiliki-dimiliki, bersahabat.

4) Kebutuhan penghargaan (Esteem Needs). Naik lagi, manusia mengejar kebutuhan ego atas keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise. Kebutuhan status sosial tinggi, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi.

5) Kebutuhan aktualisasi diri (Self-actualization Needs). Ini kelanjutan nomor empat. Yaitu kebutuhan untuk membuktikan diri kepada orang lain, bahwa individu itu mampu. Unjuk diri. Kalau dibolak-balik, hasil dari aktualisasi diri adalah di urutan nomor empat di atas.

Buku "The Maternal Brain", merujuk teori Maslow itu. Bahwa, begitu wanita melahirkan pertama kali, maka dia punya instink ibu, untuk memenuhi lima kebutuhan yang diurai Abraham Maslow, kepada anak yang dilahirkan. Dikawal abis. Sampai si wanita meninggal dunia.

Megawati Soekarnoputri, masuk dalam teori Craig Howard Kinsley dan Kelly G. Lambert, dalam buku "The Maternal Brain". Sebab, Megawati wanita, ibunda Puan Maharani.

Merujuk buku tersebut, Megawati akan berjuang mengawal Puan, memenuhi keriteria nomor empat dan lima di teori Maslow, demi kehidupan Puan Maharani.

Prof Scott T. Allison, dalam karyanya bertajuk: "Psychology Behind Why Your Mom May Be the Mother of All Heroes" (The Conversation, 8 Mei 2019) menyebutkan, Presiden I Amerika Serikat, George Washington, selalu mengakui, ia jadi presiden akibat ibunya.

Prof Allison adalah guru besar psikologi University of Richmond, Virginia, AS.

Ia menulis, bahwa George Washington menulis: “... saya berutang kepada ibu saya. Saya menghubungkan semua kesuksesan saya dalam hidup, dengan pendidikan moral, intelektual, dan jasmani yang saya terima dari ibu saya.”

Ibunda George Washington adalah Mary Ball Washington (1707-1789). Sedangkan, ayah George Washington, Augustine Washington, meninggal ketika George usia 11. Jadi, George dibesarkan ibu tunggal yang tidak menikah lagi sampai wafat.

Dikutip dari The Washington Post, 12 Mei 2017, bertajuk "The mother who made George Washington, and made him miserable", dipaparkan:

George Washington, memimpin Angkatan Darat Kontinental menuju kemerdekaan Amerika, sampai akhirnya dipilih sebagai presiden pertama Amerika Serikat pada 1789. Dijadwalkan, ia akan dilantik pada April 1789.

Beberapa hari sebelum dilantik, George mengunjungi ibunya di Fredericksburg. Karena, ada kabar sang ibunda sakit. Setelah jumpa ibunda, George tahu, sakit ibunda berat: Kanker payudara.

Tha Washington Post mengutip tulisan tangan karya tiga orang, George Washington Parke Custis, Mary Randolph Custis Lee, Benson John Lossing, bertajuk: "Recollections and private memoirs of Washington" (1860), bahwa:

Seketika itulah George Washington mengatakan ke ibunda, bahwa ia tidak akan menghadiri pelantikan sebagai Presiden AS, dan akan menunggui sang ibunda di desa tersebut.

Lalu, jawaban sang ibunda, Mary Ball Washington kepada George, dan ini sangat terkenal di Amerika, begini:

"Pergilah, anakku George... Penuhi takdir tinggi, yang tampaknya dimaksudkan surga bagimu. Pergilah... anakku. Semoga surga dan berkat ibu menyertaimu selalu."

Akhirnya, George pergi meninggalkan ibunya. Ia dilantik sebagai Presiden AS pertama. Empat bulan kemudian, 25 Agustus 1789 Mary meninggal, kanker payudara.

Kalimat Mary menginspirasi warga Amerika sejak itu, hingga kini.

Merujuk buku "A Theory of Human Motivation" Abraham Maslow, Mary Ball Washington memenuhi syarat nomor empat dan lima. Bahwa, apa pun terjadi George harus meraih takdir tinggi.

Terus, mengapa pencetus Dewan Kolonel pembela Puan disanksi PDI-P?

Simak-lah kalimat Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, merupakan petunjuk Ibunda, kalimat Megawati Soekarnoputri: "Jangan grusa grusu."

Itu Bahasa Jawa, artinya jangan terburu-buru. Tenang saja. Nanti juga Anda akan tahu sendiri. 

(Penulis adalah Wartawan Senior)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita