GELORA.CO - Jurnalis senior Najwa Shihab memang dikenal sebagai sosok yang tajam dalam mencecar para pejabat.
Tanpa pandang bulu dia sering kali memberikan pertanyaan yang menyudutkan bahkan ke pejabat tinggi sekalipun.
Keberanian Najwa sendiri tak datang begitu saja, dia punya sosok yang membuatnya lebih berani. Hal ini dinyatakan sendiri oleh Najwa Shihab dalam kanal Yutube Kiki Saputri.
Saat ditanya Kiki apakah Najwa kaya, dia menyebut bahwa bukan dirinya yang kaya.
"Bukan aku, yang kaya itu suamiku, dia lawyer dari yang terbesar di negeri ini," ujar Najwa Shihab.
"Makannya orang kan bilang Najwa berani banget, ya karena suaminya lawyer tau," tambahnya.
Najwa Shihab sendiri menikah dengan Ibrahim Sjarief Assegaf atau lebih sering disapa Ibrahim sejak tahun 1997 silam di Solo, Jawa Tengah.
Meski selalu tampak berani, Najwa mengaku bahwa dia terkadang memiliki rasa takut sebelum melaporkan berita atau mewawancarai pejabat.
"Ada dan harus ada rasa takut ini jadi pengingat kita, dengan aku takut akan lebih berhati-hati aku akan riset dulu," ungkap Najwa.
"Ketakutan itu yang menjaga kita apa yang kita lakukan sudah sesuai, menurutku kalau enggak ada rasa takut malah bahaya," tambahnya.
Profil Suami Najwa Shihab
Ibrahim Sjarief Assegaf atau lebih sering disapa Ibrahim sudah menjadi suami Najwa Shihan sejak tahun 1997 lalu.
Selain hobi bersepeda dan memasak untuk keluarga. Ibrahim ternyata seorang pengacara yang tajir melintir.
Pria kelahiran 1977, itu merujuk akun LinkedIn memiliki kantor pengacara Assegaf Hamzah Partner dan Direktur PT. Justika Siar Public.
Selain itu, jebolan S1 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu juga tak kalah pintar dengan sang istri.
Dia pernah menyabet penghargaan IFLR 1000 Leading Lawyer in Financial & Corporate, Banking and M&A pada tahun 2006, Leading Lawyer by Asialaw Leading Lawyers tahun 2016.
Ibrahim juga masuk Leader in His Field by Chambers Asia Pacific in Banking & Financeb tahun 2016.
Suami Najwa Shihab itu juga sempat menjadi peneliti tamu di Program Studi Hukum Asia Timur Harvard Law School.
Sumber: suara