GELORA.CO - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menyoroti soal chemistry atau kecocokan antara calon presiden (capres) dari Partai NasDem Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang disebut-sebut bakal menjadi calon wakil presiden (cawapres).
Hal tersebut ditanggapi Refly Harun melalui video di akun YouTube pribadi miliknya. Dalam videonya, Refly Harun menyinggung terkait karakter yang dimiliki antara Anies Baswedan dan AHY.
Refly Harun menilai bahwa antara Anies Baswedan dan AHY, sebagai sosok yang jaim atau sikap yang menyembunyikan sikap yang sebenarnya.
"Mohon maaf, AHY sama Anies itu dua-duanya sosok jaim, bukan sosok kaki lima. Jadi ya orangnya cenderung hati-hati, cenderung sopan, tidak mau gaya preman jalanan," ujar Refly Harun melalui video yang diunggah dalam akun YouTube pribadi miliknya, Kamis (27/10).
Lanjut, Refly Harun mengatakan bahwa sikap jaim tersebut akan lebih lama jika dihadapkan untuk mengambil hati rakyat.
"Nah, orang seperti itu biasanya masuk ke orang, itu lebih lama. Beda kalau orang anak-anak jalan, anak-anak metal, kalau ketemu kan langsung bisa akrab," tutur Refly Harun.
Kemudian, Refly Harun juga mengatakan bahwa antara Anies Baswedan dan AHY merupakan sosok yang penuh dengan kehati-hatian. Namun, Refly Harun menegaskan bahwa hal tersebut justru menjadikan titik temu keduanya.
"Jadi mereka ini adalah dua jenis manusia yang hati-hati. Siapa tahu karena tipenya kurang lebih sama, malah ada chemistry," ungkap Refly Harun.
Sebelumnya, Refly Harun membeberkan juga hasil dari polling atau jajak pendapat terkait chemistry Anies Baswedan dengan AHY.
"Menurut Anda apakah ada chemistry kecocokan antara Anies dan AHY, tentu yang bisa menjawab mereka sendiri. Rupanya yang menjawab ada, sebanyak 76 persen, tidak ada 24 persen," papar Refly harun.
Refly Harun juga mengatakan bahwa soal kecocokan keduanya itu bisa dilihat dari beberapa hal yakni salah satunya terkait cara berkomunikasi.
"Anies dan AHY ini apakah mereka cukup punya chemistry kecocokan ataukah sesungguhnya mereka orang yang saling terpaksa dikawinkan. Gampang melihatnya dari gimik, dari komunikasi yang genuine atau enggak," imbuh Refly Harun.
Sumber: wartaekonomi