Misteri 131 Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Indonesia, Dikaitkan dengan Obat Batuk Ini

Misteri 131 Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Indonesia, Dikaitkan dengan Obat Batuk Ini

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kasus gagal ginjal akut tanpa sebab yang dialami ratusan anak di Indonesia menjadi sorotan lantaran menimbulkan dampak mengkhawatirkan. Sebanyak 131 kasus gagal ginjal misterius meluas di 14 provinsi di Tanah Air, yang kemudian dikaitkan dengan obat batuk asal India yang terkontaminasi bakteri.

Terkait hal ini, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Kurniasih Mufidayati meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melibatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam menyelidiki kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak-anak.

Ia menilai, keterlibatan BPOM diperlukan, utamanya jika ada dugaan penyebab kasus gangguan ginjal akut ini adalah obat-obatan.

Adapun tim yang dibentuk Kemenkes terdiri dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan dan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).

“Kasus gagal ginjal akut di anak yang masih misterius harus jadi perhatian serius. Jika sudah dibentuk gugus tugas bersama antara Kemenkes dan IDAI dan RSCM, perlu melibatkan BPOM jika dugaan penyebabnya karena obat-obatan,” kata Kurniasih kepada wartawan, Kamis (13/10/2022).

Sebelumnya, beredar kabar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan untuk empat obat pediatrik buatan India menyusul kematian 66 anak akibat cedera ginjal akut di negara Gambia, Afrika Barat. Menurut Peringatan Produk Medis WHO, bahan kimia beracun seperti dietilen glikol dan etilen glikol ditemukan dalam produk, yang dilaporkan pada September 2022.

Keempat obat terkontaminasi tersebut telah diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, yang berlokasi di Haryana, India. Ini termasuk Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup, semua sirup obat batuk dan pilek.“WHO sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan perusahaan dan otoritas pengatur di India,” kata organisasi itu dalam serangkaian tweet, mengutip Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari The Health Site, beberapa waktu lalu.

Sumber: herald
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita