GELORA.CO - Badan intelijen Israel, Mossad, beraksi di Malaysia.
Mereka dilaporkan merekrut penduduk Malaysia untuk menculik warga Palestina di Negeri Jiran.
Sejumlah sumber mengatakan kepada New Straits Times bahwa dalam aksi ini, Mossad merekrut beberapa warga Malaysia untuk menculik dua pria Palestina diduga anggota Hamas.
Para warga Malaysia itu menjalankan aksinya pada 28 September lalu.
Pukul 22.00, mereka mengadang kedua warga Palestina itu di Jalan Yap Kwan Seng, Kuala Lumpur.
Saat itu, kedua warga Palestina itu baru saja makan di restoran.
Ketika mereka hendak masuk ke dalam mobil, satu kendaraan berwarna putih menghampiri.
Empat pria keluar dari dalam mobil itu dan langsung menarik satu warga Palestina yang duduk di bangku sopir.
Satu warga Palestina lainnya sempat berupaya membantu, tapi kemudian diusir.
Sadar aksi ini kemungkinan didalangi Mossad, ia akhirnya melapor ke kantor polisi terdekat.
Kepolisian berhasil melacak keberadaan mobil para penculik.
Mereka lantas menyerbu lokasi penculikan.
Saat polisi tiba, warga Palestina itu sedang diinterogasi melalui telepon yang tersambung ke Israel.
The Times of Israel melaporkan bahwa ketika diselamatkan, tubuh warga Palestina itu sudah babak belur akibat penyiksaan selama proses interogasi.
"Jika polisi Malaysia tak bertindak cepat, korban mungkin sudah hilang," ucap sumber itu kepada New Straits Times.
Ini bukan kali pertama Mossad beraksi di Kuala Lumpur.
Pada 2018 lalu, seorang profesor Palestina yang juga merupakan anggota Hamas tewas akibat aksi penembakan di Kuala Lumpur.
Keluarga pria tersebut menuding Mossad sebagai dalang di balik penembakan yang berujung pada kematian sang profesor.
Mossad sendiri membantah terlibat dalam aksi itu.
Namun, Hamas mengklaim berhasil menangkap seorang pria yang mengaku ditugaskan oleh Mossad untuk membunuh profesor tersebut.
Beberapa tahun ini, Mossad memang dilaporkan terus menggencarkan upaya untuk memberantas Hamas di seluruh dunia.
Para pejabat Israel menyatakan bahwa negaranya akan memburu pemimpin Hamas di mana pun mereka berada.
Programmer Komputer
Laporan berbagai media Israel mengungkapkan bahwa pria yang diculik itu adalah seorang programmer komputer asal Palestina yang telah tinggal di Kuala Lumpur.
Programmer itu diduga telah melakukan kontak dengan sayap militer organisasi Hamas.
Dia diinterogasi Mossad dari jarak jauh, sebelum dibebaskan oleh pihak berwenang setempat.
Dua tersangka penculik pun diamankan.
Mereka menculik programmer dan melemparkannya ke salah satu dari dua mobil yang menunggu dalam operasi "snatch-and-grab" itu.
Peristiwa ini dilaporkan terjadi pada malam 28 September.
Operasi itu diatur seorang wanita Malaysia berusia tiga puluhan yang direkrut Mossad.
Wanita ini direkrut sebagai agen Mossad pada 2018.
Dia sempat dilatih terkait spionase di Eropa.
Setelah diculik, korban diangkut ke sebuah rumah di pinggiran ibu kota Malaysia.
Dia diinterogasi melalui panggilan video terkait hubungannya dengan Brigade Izz ad-Din al-Qassam organisasi Hamas.
Dua pria Israel dilaporkan terlibat dalam interogasi jarak jauh.
Agen lokal Malaysia yang dipekerjakan Mossad dilaporkan juga menangkap seorang pria Arab Palestina kedua, yang digambarkan sebagai penangkapan yang lebih berharga.
Namun, orang kedua ini berhasil melarikan diri.
Sumber: tribunnnews