Korban Resesi Berjatuhan, Ribuan Orang Prancis Turun ke Jalan Tuntut Perbaikan Penghidupan

Korban Resesi Berjatuhan, Ribuan Orang Prancis Turun ke Jalan Tuntut Perbaikan Penghidupan

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sekitar seratus ribu pengunjuk rasa berbaris di Paris, mereka larut dalam upaya pembangkangan sipil dan marah terkait inflasi. Hal ini dilakukan usai pemogokan kilang yang menyebabkan kekurangan bahan bakar di seluruh Prancis.

Aksi demonstrasi di Prancis yang menentang kenaikan biaya hidup berlangsung pada hari Minggu, 16 Oktober 2022. Unjuk rasa ini diserukan oleh oposisi politik sayap kiri, dan dipimpin oleh ketua partai La France Insoumise, Jean-Luc Melenchon.

Diketahui aksi demonstrasi ini merupakan pertunjukan kemarahan atas kenaikan harga, dan juga upaya untuk memberi tekanan pada pemerintah Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Para koordinator aksi demonstrasi ini menyebut upaya ini sebagai gerakan melawan biaya hidup yang tinggi dan kelambanan menyelesaikan persoalan krisis iklim.

Selain menyerukan penyelesaian besar-besaran untuk melawan krisis iklim, mereka juga menuntut tindakan darurat terhadap harga yang kian melambung tinggi, termasuk pembekuan biaya energi, barang-barang pokok, dan sewa.

Beberapa pengunjuk rasa mengenakan rompi florescent kuning, simbol protes anti-pemerintah yang sering disertai kekerasan, yang mana pada tahun 2018 mengguncang pemerintahan Macron yang pro-pasar.

"Kita akan mendapati hari minggu yang tidak sering kita lihat," kata Melenchon dari atas truk di tengah demonstran, dilansir Hops.ID dari laman Al Jazeera, Rabu 19 Oktober 2022.

“Semuanya datang bersama-sama. Kami memulainya dengan aksi demonstrasi ini, yang merupakan kesuksesan besar,” katanya lagi.

Beberapa serikat pekerja Prancis mengumumkan bahwa pemogokan nasional ke depannya diperkirakan akan mempengaruhi transportasi jalan, kereta api dan sektor publik.

"Saya benar-benar khawatir," kata salah satu anggota parlemen dari partai yang tidak mau disebutkan namanya.

“Kita perlu menemukan rute antara perlunya reformasi dan fakta bahwa orang-orang telah gusar dan lelah,” kata anggota parlemen Prancis tersebut.***

Sumber: hops
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita