Kang Dedi Mulyadi Makin Terang-terangan Serang Bupati, Sudah Bayar Kebersihan Kok Diberi Hadiah Sampah

Kang Dedi Mulyadi Makin Terang-terangan Serang Bupati, Sudah Bayar Kebersihan Kok Diberi Hadiah Sampah

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Dedi Mulyadi yang merupakan tokoh Purwakarta makin terang-terangan menyerang kebijakan pemerintah daerah setempat dalam hal ini bupati soal penumpukan sampah.

Dia terang-terangan menyebut warga yang sudah membayar pajak bahkan membayar uang kebersihan malah mendapatkan hadiah sampah.

Pria yang biasa disapa Kang Dedi ini mempertanyakan kebijakan bupati terkait dengan banyaknya penumpukan sampah.

Pernyataan ini bermula saat Kang Dedi sedang berkunjung ke sebuah lokasi yang seperti pasar.


Di lokasi ini banyak tumpukan sampah yang diperkirakan jika diangkut dengan truk bisa sampai 50 truk sampah.

"Ini sudah kayak lautan sampah, ini lebih banyak dibanding dulu, kalau dulu saya sekitar 30 truk ini perkiraan saya 50 truk, sampah menumpuk, sudah kayak lautan sampah," kata Kang Dedi dikutip dari unggahan di akun instagramnya Kamis (27/10) yang bertepatan dengan sidang gugatan perceraiannya dengan bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika.


Kang Dedi lalu menanyakan kepada warga yang kebetulan berada di seputar tumpukan sampah berada.

"Ini sudah berapa bulan (tidak diangkut)," tanya Kang Dedi yang langsung dijawab warga setempat jika tumpukan sampah ini diperkirakan hanya tiga hari saja.

"Ini kalau dua hari dua hari lama-lama menumpuk dong pak, baru tiga hari tidak terangkut saja segini," jelasnya.


Kang Dedi lalu bertemu dengan pemilik toko yang berada di depan tumpukan sampah berada.

"Toko keganggu semua, omset turun drastis," kata pemilik toko kepada Kang Dedi.

Kang Dedi lalu langsung memotong dan mengatakan apa sudah usul ke bupati?


"Gak didenger pak," jawab pemilik warung.

Kang Dedi Mulyadi lalu menegaskan bahwa ini adalah tugas pemerintah.

"Ini kan tugas pemerintah, kan sudah bayar pajak, bayar kebersihan kok diberi hadiah tumpukan sampah, ini kan orang malas belanja kalau (kondisi) begini," jelasnya.

"Dulu pernah saya bersihin, tapi ketika saya bersihin ribut dianggap ikut campur, makanya biar gak dianggap ikut campur beresin dong," saran Kang Dedi.

"Nanti kalau saya ikut bersihin dianggap pencitraan," ungkapnya.

Kang Dedi Mulyadi menyarankan kepada bupati setempat jika armadanya kurang, maka bisa dengan menyewa armada lainnya untuk mengangkut sampah tersebut. 

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita