GELORA.CO - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh mengemukakan bahwa sebanyak 29 anak di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, menderita gagal ginjal akut. Dari jumlah tersebut, 22 penderita di antaranya telah meninggal dunia.
“Saat ini ada 29 anak gagal ginjal akut. Pasien paling banyak dari Banda Aceh dan Aceh Tengah,” kata Ketua IDAI Cabang Aceh dr Syafruddin Haris, SpA (K) di Banda Aceh, Senin (24/10) dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, gagal ginjal akut mulai terdeteksi di wilayah “Tanah Rencong” itu sejak Juli 2022, kemudian peningkatan kasus terus terjadi hingga sekarang.
Umumnya, lanjut dia, penyakit gagal ginjal akut terjadi pada anak usia 0-18 tahun. Di provinsi paling barat di Indonesia ini, penderita paling banyak berusia antara 1-2 tahun.
Tingkat kematian penderita anak gagal ginjal akut di Aceh cukup tinggi. Hal ini diakibatkan karena pasien yang dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, sudah dalam kondisi parah.
“Kasus berat ini bisa disebabkan akibat keterlambatan rujukan, biasanya sudah dirawat di rumah sakit swasta atau di kabupaten/kota,” katanya.
Ia menambahkan, umumnya anak penderita gagal ginjal anak di Aceh mengalami gejala yang sama, seperti berkurangnya jumlah urine pada anak yang tidak disadari oleh para orang tua.
“Perlu diwaspadai kepada anak usia di bawah 6 tahun, apalagi ditemukan pengurangan jumlah urine, atau sudah mulai sedikit urinenya, itu mesti segera mendatangi pelayanan kesehatan agar cepat tertangani,” katanya.
Oleh sebab itu, IDAI mengimbau agar masyarakat terus menjaga kesehatan anak. Untuk sementara hindari penggunaan obat sirup, yang terkontaminasi etilen glikol dan dietilen glikol yang diduga menjadi penyebab penyakit itu.
“Sementara waktu tidak membeli obat sendiri di apotek, terutama obat-obat sirup. Apabila ada orang tua yang anaknya sakit maka konsultasi ke fasilitas kesehatan atau dokter terdekat,” demikian Syafruddin Haris.
Sumber: jawapos