Eks Wamen ATR/BPN Surya Tjandra Cabut dari PSI, Pilih Dukung Anies Maju Pilpres 2024

Eks Wamen ATR/BPN Surya Tjandra Cabut dari PSI, Pilih Dukung Anies Maju Pilpres 2024

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Eks Wakil Menteri ATR/BPN, Surya Tjandra, mengaku telah mengundurkan diri sebagai kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Surya mengatakan keputusan itu diambil lantaran ingin fokus mendukung Anies Baswedan maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024 mendatang.

"Ya betul, saya sudah mengundurkan diri dan mau fokus bantu pak Anies sampai tuntas," kata Surya saat dikonfirmasi Suara.com, Senin (24/10/2022).

Kendati begitu, Surya belum mendetil menjelaskan alasannya terhadap keputusan yang diambilnya tersebut. Termasuk juga belum menjawab apakah langkahnya mendukung Anies sudah secara konkret atau belum.

Sebelumnya Surya sudah secara terang-terangan mendukung eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju di Pilpres 2024 mendatang.

Bahkan, ia mengaku siap membantu Anies menjadi tim pemenangan dalam kontestasi tersebut.

"Memang untuk urusan agraria dan tata ruang pak Anies menonjol. Dalam konteks itu saya merasa dia bisa didukung dan bisa jadi presiden yang baik kalau nanti kepilih," kata Surya saat dihubungi wartawan, Kamis (28/7/2022).

Ia menilai dari figur-figur yang selama ini digadang-gadang atau muncul sebagai bakal calon presiden, nama Anies disebutnya paling cocok untuk didukung.

Terlebih berdasarkan pengalaman Surya kala menjadi Wamen juga kerap menyoroti kinerja Anies di DKI Jakarta.

"Saya merasa memang beliau yang paling cocok yang bisa melakukan apa yang bisa dikerjakan," tuturnya.

Ia menambahkan, bahwa dirinya juga siap membantu Anies menjadi tim pemenangannya.

"Pak anies ini perlu tim yang kuat, yang bisa kerja, bisa memberi perspektif. Karena kan banyak, nanti akan jadi plural dukungannya," ungkapnya.

Lebih lanjut, saat disinggung soal sikapnya yang berbeda dari sikap partaimya yakni PSI atau Partai Solidaritas Indonesia, Surya mengaku hal itu tak menjadi masalah. Sebab, keputusannya tersebut dianggap sebagai sikap pribadi.

"Buat saya bagian dari proses demokratis. Nanti kan kalau memang dibutuhkan bisa ada diskusi, tabayun," tandasnya.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita