Ditanya Penyebab Banjir Jakarta, Anies Baswedan: Akibat Banyaknya Air yang Jatuh Bersamaan

Ditanya Penyebab Banjir Jakarta, Anies Baswedan: Akibat Banyaknya Air yang Jatuh Bersamaan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut banjir karena terjadinya cuaca ekstrem. Bahkan itu tak hanya terjadi di Jakarta saja. 

Anies juga menyebut hujan di Jakarta berkisar antara 140 milimeter hingga 180 milimeter. Akhirnya, banyak air jatuh dalam kurun waktu berjam-jam secara bersamaan dan membentuk genangan. 

“Seluruh wilayah Indonesia dapat warning (Peringatan) dari Aceh sampai dengan kawasan tengah Indonesia. Pekan kemarin, itu hujan dalam durasi waktu 2 - 2,5 jam. Jadi bisa dibayangkan betapa banyaknya air yang jatuh pada saat bersamaan,” jelas Anies Baswedan kepada wartawan, Senin 10 Oktober 2022.

Seperti diketahui kemarin, BPBD DKI Jakarta mengumumkan status Bendungan Katulampa pada level siaga 1 atau bahaya dengan tinggi muka air mencapai 220 sentimeter.

Sejak sore hingga malam kemarin level siaga Bendung Katulampa terus mengalami kenaikan. Pukul 18.00 Bendungan Katulampa pada status normal atau Siaga 4. 25 menit kemudian naik menjadi waspada status siaga 3.

Lalu pukul 19.00, status Bendungan Katulampa naik menjadi siaga 2 atau siaga dengan tinggi muka air mencapai 190 sentimeter. BPBD DKI Jakarta menyampaikan, dalam waktu 6-9 jam ke depan, air akan sampai di pintu air Manggarai.

Anies pernah bilang, dari 30.000 RT di Jakarta, bahkan tidak sampai 1 persen RT yang terendam banjir. Dia mengatakan ini seolah itu bukan masalah serius, seolah itu adalah prestasi yang cukup membanggakan.

Menariknya ada yang menyebarkan narasi soal kemungkinan penyebab banjir di DKI Jakarta karena sabotase saluran air oleh oknum-oknum tertentu.

Sebagai informasi, dugaan adanya oknum-oknum secara sengaja menyumbat gorong-gorong dan saluran air di Ibu Kota tengah mengemuka di media sosial.

Beberapa netizen memberikan kesaksian soal adanya tawaran pekerjaan terkait hal tersebut, tapi masih belum bisa dipastikan kebenarannya.

Dengan munculnya narasi tersebut, netizen pun curiga tindakan ini sangat bermuatan politis, yaitu untuk memberikan citra buruk terhadap Anies.

Apalagi, Anies mencalonkan diri sebagai capres dan banyak lawannya yang ketakutan sehingga nama baik Anies sedang dijelekkan.

"Banjir dibilang sabotase. Wes aneh-ane ae (ada-ada saja). Padahal memang kenyataannya Anies ga becus urus banjir," ujar politisi Partai Gerindra Arief Poyuono kepada Disway.id, Selasa 11 Oktober 2022.

"Gaya saja selangit saat mengatakan pencegahan banjir harus menggunakan pendekatan scientific, bukan politis," imbuh Arief.

"Apakah itu scientific? Yang ditampilkan malah sumur resapan, wes ga ada fungsinya sama sekali," sergahnya.

Menariknya Anies pernah digugat warga dan dipaksa pengadilan untuk mengeruk kali.

"Bayangin aja, sekelas gubernur harus disuruh pengadilan baru mau bekerja. Mengeruk kali saja harus tunggu dipaksa warga lewat tuntutan di pengadilan," tandasnya.

Sumber : disway
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita