GELORA.CO - Motif penembakan gas air mata pada tragedi Kanjuruhan masih menjadi misteri hingga saat ini.
Namun baru-baru ini muncul sebuah dugaan bahwa tragedi berdarah yang menewaskan 132 orang itu sebagai strategi untuk menutupi kasus Ferdy Sambo.
Hal itu Alvin Lim ungkapkan pada kanal YouTube Uya Kuya TV pada Selasa, 11 Oktober 2022.
Dalam podcastnya bersama Uya Kuya itu, Alvin Lim mengungkapkan bahwa ketum PSSI, Iwan Bule diduga sudah mengetahui tragedi Kanjuruhan akan terjadi.
Hal tersebut, Alvin Lim paparkan ketika ia disinggung oleh Uya Kuya terkait penyataannya soal konsorsium 303 di balik terjadinya tragedi Kanjuruhan.
"Jadi gini ya, 303 itu, seperti kita tau PSSI ini kan ketuanya si Iwan Bule. Nah, dugaan kami si Iwan Bule ini sebenernya dia udah tau Kanjuruhan ini akan terjadi jadi ada surat."
Tak hanya Iwan Bule, ada pihak lain yang diduga sudah mengetahuinya. "Iwan Bule udah tau, Kapolda Nico Afinta udah tau karena saya dapet suratnya, saya dapet surat yang polres kasih tau ke panpel minta untuk dimajukan ke sore hari," kata Alvin Lim sebagaimana yang Hops.ID kutip dari YouTube Uya Kuya TV.
"Dan itu tembusannya ke ketua PSSI dan ke Polda Jawa Timur, tapi mereka tidak lakukan itu dan yang lebih fatalnya lagi mereka menyemprotkan gas air mata," katanya lagi.
Namun, ketika disinggung oleh Uya Kuya yang sebelumnya ia bertanya kepada manajemen Arema soal jadwal pertandingan yang tetap dilanjutkan malam hari. Padahal sudah ada instruksi dimainkan sore hari, Alvin Lim menduga bahwa tragedi Kanjuruhan ini sudah diskenario.
"Nah, itu yang saya pertanyakan juga tadi ke manajer Arema, maksudnya apa yang membuat pertandingan tetap dijalankan malam hari padahal sudah ada instruksi dari Polres untuk dimajukan jadi sore hari. Saya bertanya tadi, apakah ada kuasa di atas-atas?" ucap Uya Kuya.
"Ada ditolak itu, jadi udah dikasih tau ke atas sama atas ditolak," jawab Alvin Lim.
"Atasnya siapa? kenapa ditolak" sahut Uya Kuya.
"Atasnya ini si PSSI ini. Ya pastinya satu, kalo misalnya sampe pindah-pindah jadwal kan pasti biaya atau cost nya kan nambah di situ, tapi kedua saya melihat ya ini opini hukum saya ada dugaan skenario di sini," ucapnya.
Kemudian, Alvin juga menjelaskan bahwa 303 sama kasus Ferdy Sambo ini sangat panas.
Lalu ia juga menjelaskan keterkaitan tragedi Kanjuruhan dengan kasus Ferdy Sambo yang diduga sebagai strategi untuk mengalihkan perhatian.
"Kasus 303 ini sama Sambo sangat panas mas, kalo ini gak dikalemin maka mereka ini untuk lepas sulit. Karena gimana pun juga mereka saling menolong, ya yang namanya trade society ini mereka saling menolong, penjahat sama penjahat ini saling menolong gitu loh," ungkapnya.
"Artinya?" tanya presenter yang kini berusia 47 tahun itu.
"Artinya, kalo si Ferdy Sambo ini kan selama ini udah nolong 303, selama dia jadi Kadiv Propam, 303 ini kan aman. Jadi banyak orang yang berutang budi, ketika ia minta, orang pasti bantu," jelasnya.
Ketika disinggung soal hubungan antara tragedi Kanjuruhan dengan kasus Ferdy Sambo, Alvin Lim menduga bahwa tragedi Kanjuruhan ini adalah upaya untuk mengalihkan perhatian dari kasus Ferdy Sambo.
"Hubungan dengan Kanjuruhan ini menurut saya adalah semacam mereka mau shifting perhatian, cuma satu hal mungkin mereka gak nyangka kalo korbannya sebesar itu," tuturnya.
Ketika ditanya soal tragedi Kanjuruhan itu didesain, Alvin Lim bersikeras bahwa tragedi tersebut didesain. Ia berani mengungkapkan hal itu karena berdasarkan pintu 13 stadion Kanjuruhan yang ditutup ketika pertandingan antara Arema vs Persebaya.
"Maksudnya, dalam arti kata mas Alvin menuduh bahwa Kanjuruhan ini didesain gitu? sengaja?" tanya Uya Kuya.
"Didesain, sengaja itu," katanya.
"Masa iya setega itu?" sahut mantan personel Tofu itu.
"Opini hukum saya seperti itu, karena dia pintunya aja ditutup, gimana dong pertandingan selesai, pintu dibuka lebar-lebar biar mereka keluar. Ini masa pintu 13 ditutup dan ditembak ke arah sana, kan aneh. Sedangkan supporter Arema dan Persebaya, posisinya supporter Persebaya aja gak ada jadi ini bukan bentrokan ke sini," ujarnya.
Lalu, Alvin Lim juga menyebut bahwa ketika terjadi penembakan ke tribun 13 itu tentunya terjadi kepanikan.
Ia juga merasa heran dengan aparat pertandingan Arema vs Persebaya yang tidak mengetahui soal aturan dari FIFA.***
Sumber: hops