GELORA.CO - Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengatakan, siapa pun yang bakal menjadi Presiden Indonesia di masa mendatang, akan pusing 7 keliling.
Pemicunya akibat utang Indonesia yang makin menumpuk mencapai Rp 7.000 triliun.
"Permasalahan bangsa saat ini yang pertama adalah ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Ngisi BBM naik 30 persen. Banyak enggak 30 persen? Enggak ngomong lagi. Padahal harga minyak dunia turun," kata AHY dalam pidato di acara pelantikan ketua dan pengurus DPC se-DIY di Bantul, Selasa (4/10).
"Masuk akal enggak? Siapa yang bertanggung jawab itu? Enggak konek, enggak nyambung harga minyak bumi dunia turun harga BBM kita naik," kata AHY.
AHY kemudian menanyakan uang yang diperoleh itu untuk apa. Hadirin di ruangan pun mengatakan untuk bayar utang.
"Iya kalau untuk bayar utang. Utangnya juga buat apa utang sebesar itu? Apakah untuk ngisi perut rakyat? Untuk lapangan pekerjaan? Nggak juga. Utang kita lebih dari Rp 7 ribu triliun. 40 persen dari ekonomi kita. Jadi itu belum bicara utang pokok dengan bunganya," jelasnya.
AHY menjelaskan, masalah utang ini akan ditanggung oleh anak cucu kita. Ketika mereka baru lahir, mereka sudah mempunyai utang. Hal itu tidak lah adi.
"Jadi siapa pun presiden mendatang siapa pun pemerintahan mendatang pusing 7 keliling mikirin bayar utang negara kita. Bukan tidak boleh utang, boleh,"- AHY.
"Semua negara juga punya utang, oke tapi ya jangan ugal-ugalan sehingga nanti membengkak-membengkak sulit kita menutupnya, mengembalikannya," lanjut dia.
AHY menyoroti, apabila utang digunakan untuk infrastruktur maka belum ada urgensinya sama sekali. Menurutnya, pembangunan masih bisa ditunda. Justru dosa ketika sampai rakyat menderita karena memprioritaskan infrastruktur.
"Indonesia bangun lah jiwanya, bangun lah badannya. Jiwanya dulu, baru badannya. Manusianya dulu baru infrastrukturnya. Jangan pembangunan serba benda pembangunan untuk rakyat bukan rakyat untuk pembangunan," kata AHY.
Dia mengatakan pada saat SBY memimpin dari 2004 hingga 2014, pembangunan infrastruktur banyak. Namun prioritas utama adalah pada masyarakat.
"Prioritas utama kita adalah sumber daya manusia masyarakatnya pendidikannya, kesehatannya, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan rakyat," pungkasnya.
Sumber: kumparan