14 Anggota NATO Gelar Latihan Nuklir Usai Digertak Putin

14 Anggota NATO Gelar Latihan Nuklir Usai Digertak Putin

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Sebanyak 14 dari 30 negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO akan menggelar latihan nuklir selama sepekan. Latihan dilakukan saat Rusia menggepur habis-habisan Ukraina setelah melakukan invasi sejak 24 Februari 2022 lalu. 

Menurut Kepala NATO Jens Stoltenberg, latihan telah direncanakan sejak lama. Latihan nuklir yang dijadwalkan setiap tahun ini dijadwalkan akan diadakan pada pekan depan. Latihan yang dinamakan Steadfast Noon ini diadakan setiap tahun dengan melibatkan jet tempur yang mampu membawa hulu ledak nuklir, bukan bom langsung. Jet konvensional dan pesawat pengintai serta pengisian bahan bakar juga secara rutin ikut ambil bagian. Bagian utama dari manuver akan diadakan di lokasi yang terletak lebih dari 1.000 km dari Rusia, menurut seorang pejabat dari NATO. 

Jika latihan rutin tiba-tiba dibatalkan, menurut Stoltenberg, justru keliru. “Itu akan mengirimkan sinyal yang sangat salah jika kami tiba-tiba membatalkan latihan rutin yang sudah lama direncanakan karena perang di Ukraina,” ujarnya kepada wartawan pada malam pertemuan para menteri pertahanan NATO di Brussels. “Ketegasan NATO, perilaku yang dapat diprediksi, kekuatan militer kami adalah cara terbaik untuk mencegah eskalasi.” 

Presiden Vladimir Putin memerintahkan menggempur Ukraina besar-besaran setelah pasukan Rusia menderita kekalahan dalam beberapa pekan terakhir. Rusia telah mencaplok empat wilayah Ukraina dan melakukan mobilisasi militer.

Putin telah berulang kali mengisyaratkan dia bisa menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia. Pada Selasa lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow hanya akan menggunakan nuklir jika Rusia menghadapi kehancuran. Berbicara di TV pemerintah, dia menuduh Barat mendorong spekulasi palsu tentang niat Kremlin.

NATO sebagai sebuah organisasi tidak memiliki senjata apapun. Senjata nuklir yang terkait dengan NATO tetap berada di bawah kendali tiga negara anggotanya yaitu Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. 

Stoltenberg menggambarkan komentar Putin tentang nuklir adalah berbahaya dan sembrono. Dia juga menggarisbawahi bahwa sekutu telah menyampaikan dengan jelas kepada Rusia bahwa penggunaan senjata nuklir akan memiliki konsekuensi yang besar. "Kami sedang memantau kekuatan nuklir Rusia," kata Stoltenberg. “Kami belum melihat perubahan apa pun dalam sikap Rusia, tetapi kami tetap waspada.”

Sumber: tempo
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita