Uang Puluhan Juta untuk Daftar Haji Milik Penjaga Sekolah di Solo Rusak Dimakan Rayap

Uang Puluhan Juta untuk Daftar Haji Milik Penjaga Sekolah di Solo Rusak Dimakan Rayap

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih yang kini dirasakan oleh Samin, seorang penjaga sekolah SDN Lojiwetan, Pasar Kliwon Solo, Jawa Tengah, setelah uang yang ia kumpulkan selama ini rusak di makan rayap. 

Padahal, uang tabungan yang berjumlah Rp50 juta tersebut, rencananya akan digunakan untuk biaya pendaftaran ibadah haji bersama keluarganya. 

 "Awalnya saya punya keinginan daftar haji sama istri dan anak-anak, dapat rezeki sedikit demi sedikit saya masukkan ke kaleng. Itu tabungan sejak sebelum pandemi covid-19," ujar Samin dalam pernyataannya, dikutip dari Antara, Rabu (14/9/22). Uang yang dikumpulkan Samin, adalah jeripayahnya selama 2,5 tahun berdagang di sekolah. 

Keinginan untuk berhaji Samin pun mulai mengumpulkan keuntungan dari ia berdagang ke celengan. "Kadang-kadang dapat Rp100 ribu-Rp 200 ribu, setiap bulan bapak ibu guru ngasih Rp 300 ribu dari saya membuatkan teh, saya masukkan di situ," ujarnya. 

Sayangnya, saat istri Samin hendak membuka celengan uang di dalam celengan malah dimakan rayap. Samin pun langsung membuka wadah tersebut dan kaget melihat uang pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu rusak dimakan rayap. 

"Saya kebetulan punya celengan dua, yang satu masih utuh, karena celengan baru. Kalau yang rusak ini celengan lama, tapi karena sudah penuh saya pakai celengan yang baru. Kalau yang satu isinya sebesar Rp 49,8 juta, kemungkinan celengan yang rusak ini lebih dari itu, karena lebih banyak isinya," keluhnya. 

Akibat dari kejadian tersebut, ia melaporkan kepada Bank Indonesia (BI) dan berharap memperoleh uang pengganti dari uang yang rusak dimakan rayap.  

Menanggapi hal tersebut, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Surakarta Nugroho Joko Prastowo, dipastikan BI akan mengganti uang yang rusak selama memenuhi syarat, salah satunya ukuran uang rusak minimum 2/3 dari ukuran penuh.  “Kenapa begitu, karena kalau minimum setengahnya bisa jadi malah terjadi dobel klaim. 

Selanjutnya kalau uang sudah terpisah, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyusun lembaran demi lembaran apakah uang ini masih berukuran 2/3 atau tidak. 

Tugas beratnya adalah menyusun lembaran-lembaran kecil yang terpisah,” jelasnya. Selain itu, lanjutnya, yang menyusun uang harus pemilik, karena yang menabung dari awal.  “Tidak kami lakukan, karena nanti pasti ada selisih dari waktu awal, jadi yang bersangkutan saja yang menyusun. Yang sudah disusun dibawa ke BI, selanjutnya kami cek dan tukar yang baru (selama memenuhi syarat),” katanya.


Sumber: tvOne
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita