GELORA.CO - Syekh Yusuf Qardhawi wafat. Tentu hal ini menjadi berita duka bagi kaum muslim, khususnya bagi mereka yang sempat menuntut ilmu langsung kepadanya.
Syekh Yusuf Qardhawi merupakan ulama asal Mesir yang menuntaskan perkuliahannya mulai dari S1 hingga S3 di Al-Azhar kairo Mesir. Namun sikap kritisnya terhadap penguasa mesir yang dianggapnya dzolim, membuatnya menghabiskan sisa umurnya di Qatar, hingga ia tercatat sebagai ketua ikatan ulama sedunia yang berkantor di Doha, Qatar.
Sejak kecil, Syekh Yusuf Qardhawi tidak sempat mengenal ayahnya, karena saat masih berusia 2 tahun, ayahnya telah meninggal dunia. Dan yang merawatnya kemudian adalah ibunya, neneknya, juga pamannya.
Di usianya yang ke 9, ibunya yang merawatnya ternyata ikut menyusul ayahnya menghadap Allah SWT.
Tapi beruntung, karena ibunya sempat melihat Yusuf Qardhawi kecil telah hafal Al-Quran di usia 9 tahun, di bawah bimbingan seorang ulama bernama Syekh Hamid.
Setelah bapak, ibu, dan neneknya wafat, akhirnya ia diasuh dan dibimbing oleh pamannya.
Sejak saat itu, ia pun mulai mendalami lautan ilmu di pendidikan formal Al-Azhar yang kala itu hanya menerima murid yang hafal Al-Quran.
Salah satu pengalaman luar biasa yang ia rasakan saat sekolah Ibtidaiyah di Al-Azhar ialah saat mendengar ceramah Imam Hasan Al-Banna.
Dalam ceramahnya, Imam Hasan Al-Banna menyatakan diri bahwa seluruh jiwanya telah diwakafkan untuk Islam dan umat.
Saat itulah Syekh Yusuf Qardhawi melihat Imam Hasan Al-Banna adalah sosok guru yang alim dan memberinya inspirasi yang besar dalam dakwah.
Seiring waktu, ia semakin paham hakikat ilmu dan akhirnya memiliki keinginan menjadi Syekh Al-Azhar, demi bisa menyebarkan ilmu dan membangun peradaban Islam secara berjamaah. Itulah yang mengantarkannya bergabung dengan Ikhwanul Muslimin.
2 sosok guru yang sangat berpengaruh dalam hidupnya ialah Syekh Al-Battah dan Imam Hasan Al-Banna.
Syekh Al-Battah adalah guru yang mengenalkan pertama kali kepada Syekh Yusuf Al-Qardhawi tentang fiqih, terutama mazhab maliki, yang sekaligus membawanya sekolah di Al-Azhar.
Sedangkan Syekh Hasan Al-Banna adalah sosok guru yang mengajarkannya tentang hidup berjamaah, terutama dengan persoalan berdakwah.
Oleh karenanya, ada 2 hal yang dilakukan Syekh Yusuf Qardhawi dengan ilmunya selama 76 tahun.
Yang pertama, ilmu Fiqih yang dikuasainya sebagai sarana mengembangkan pemikiran intelektual muslim, hingga buku-buku fiqih kontemporer sering kali menjadi rujukan besar para pembelajar ilmu fiqih.
Yang kedua, ilmu yang dimilikinya, ia terapkan di lapangan sebagai gerakan untuk membangun peradaban islam.
Hal itu terbukti dengan sikapnya yang lantang dalam memberikan kritikan kepada pemerintah mesir, walaupun resiko besar menimpanya hingga dirinya harus angkat kaki menuju Qatar.
Dunia menganggapnya sebagai intelektual muslim yang juga kritis terhadap kezaliman di depan mata. Tidak ada yang bisa menghentikan pergerakannya selama ini kecuali satu, yaitu saat Allah SWT memanggilnya pada tanggal 26 september 2022.
Tidak ada satupun manusia yang tahu kapan ia diwafatkan.
Namun berbeda dengan Syekh Yusuf Qardhawi. Dalam pesan-pesan terakhirnya, seakan ia tahu tentang dirinya yang tidak akan lama lagi di dunia. Berikut pesan terakhirnya,
“Semoga Allah SWT menghimpun kita semua dalam cinta dan taat kepadaNya. Mengamalkan serta merealisasikan seluruh tuntunanNya. Karena kita tidak bisa menjalani kehidupan ini kecuali dengan menunaikan tuntunanNya dan mengajaknya kepada seluruh khalayak. Saya menyampaikan terima kasih atas perhatian semuanya kepada saya di hari-hari ini, yang mungkin menjadi hari-hari terakhir dalam hidup saya. Semoga Allah SWT membimbing dan memberikan taufikNya kepada kita semua, dan memantaskan kita menjadi penyampai pesan-pesan Islam dan berkontribusi sosial terhadap masyarakat. Semoga allah mempertemukan kita kembali dengan kalian semua dan yang dicintai. Kita sama sama mengemban amanah dan kontribusi sosial yang mulia ini insyaAllah. Dan kita berdoa kepada Allah agar kita tidak wafat kecuali saat misi dan pesan telah disampaikan..” Ungkapnya yang ditutup dengan doa.
Tangisan umat pun pecah saat detik-detik jenazahnya akan di kebumikan.
Dengan diwafatkannya ulama, maka satu persatu Allah mengangkat ilmu dari dunia ini. Semoga Allah SWT memaafkan kesalahannya dan mencatat setiap dakwahnya sebagai jalan mulia untuk menggapai surga. Amin.***
Sumber: hops