GELORA.CO - Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC menilai kesempatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi presiden terbuka jika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak ikut dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Kesimpulan itu diambil berdasarkan hasil survei yang mereka lakukan pada 5 - 13 Agustus 2022.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menyatakan bahwa hasil berbagai simulasi pada survei tersebut menunjukkan elektabilitas Anies masih berada di bawah Ganjar. Sementara jika bersaing dengan Prabowo Subianto, Anies masih dapat berpeluang menang.
"Jadi terbuka peluang Anies (jadi presiden), kalau Anies melawan Prabowo. Tapi kalau melawan Ganjar, itu terlihat berat," ujar Deni dalam konferensi pers secara daring pada Kamis, 8 September 2022.
Hasil simulasi 3 nama, Ganjar menang
SMRC melakukan survei dengan mewawancarai 1.220 responden yang dipilih secara acak bertahap (multistage random sampling). Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1.053 atau 86 persen. Mereka menyatakan margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).
Dani menyatakan bahwa hasil survei menunjukkan Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas paling tinggi ketimbang Anies Baswedan dan Prabowo Subianto dalam simulasi 3 calon yang mereka lakukan. Politikus PDIP tersebut mendapatkan 44,6 persen, unggul signifikan dari Prabowo 25,7 persen, dan Anies 21,7 persen. Menurut Deni, Ganjar unggul secara meyakinkan karena selisih suaranya dengan dua calon lain melebihi dua kali margin of error survei tersebut, yaitu 3,1 persen.
"Sedangkan Prabowo dan Anies tidak signifikan karena selisihnya hanya 4 persen. Untuk signifikan, selisihnya diperlukan dua kali margin of error selisihnya, jadi tidak bisa disimpulkan secara meyakinkan. Selain itu ada 8 persen yang belum menjawab. Kalau ditarik secara maksimal bisa memengaruhi elektabilitas," kata Deni.
Anies Baswedan vs Ganjar Pranowo
Dalam simulasi antara Anies melawan Ganjar, dengan asumsi Pilpres 2024 dilakukan dua putaran, SMRC menyatakan Ganjar menang secara signifikan. Anies disebut hanya mendapatkan 32,6 persen suara sementara Ganjar 56,4 persen.
Hasil survei ini, menurut Deni, menunjukkan bahwa suara pemilih Prabowo tidak sepenuhnya terserap untuk Anies di putaran kedua. Dari survei SMRC, hanya 11 persen yang terserap ke Anies dan 12 persen ke Ganjar.
"Jadi Ganjar punya daya tarik dalam pemilih Prabowo, tidak ada reistensi sebagaimana diperkirakan oleh banyak orang. Ini logis karena Prabowo ada di sisi yang mendukung pemerintahan Jokowi, Gerindra adalah partai pendukung pemerintah dan sama dengan Ganjar sebagai Gubernur Jateng," kata Deni.
Lalu jika disimulasikan Anies melawan Prabowo, maka Anies mendapat 38 persen suara dan Prabowo 41,5 persen. Menurut Deni, selisih keduanya tidak signifikan karena di bawah dua kali angka margin of error. Sehingga Anies Baswedan memiliki peluang besar menjadi presiden jika hanya bersaing dengan Prabowo Subianto.
Dari ketiga nama itu, sejauh ini baru Prabowo Subianto yang dipastikan maju pada Pilpres 2024. Menteri Pertahanan tersebut telah menyatakan siap diusung oleh Partai Gerindra yang akan berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa.
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan hingga saat ini belum mendapatkan perahu untuk mengikuti kontestasi lima tahunan tersebut. PDIP, partai yang menaungi Ganjar, belakangan justru gencar mempromosikan Ketua DPR sekaligus putri ketua umum mereka Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani. Meskipun demikian, nama keduanya masuk ke dalam bursa calon presiden sejumlah partai seperti Nasdem dan PAN.
Sumber: tempo