GELORA.CO -Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw mengkritisi sikap Gubernur Papua Lukas Enembe.
Dilansir TribunWow.com, Paulus mendesak Lukas Enembe untuk tidak mangkir lagi dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia mengaku merasa malu karena sikap Lukas Enembe yang terjerat kasus dugaan korupsi dan penerimaan gratifikasi.
Ditemui di Manokwari, Papua, Selasa (27/9/2022), Paulus mengomentari sikap Lukas Enembe yang terkesan menghindar dari pemeriksaan.
Apalagi ia telah dua kali mangkir dari panggilan KPK.
"Kalau sudah bermasalah dengan hukum, hadapi hukum itu," tegas Paulus dikutip kanal YouTube metrotvnews, Selasa (27/9/2022).
"Bikin malu," imbuhnya.
Menurut Paulus, kasus Lukas Enembe telah merusakkan nama Papua dan citra generasi mudanya.
Ia pun ikut malu melihat sikap sang Gubernur yang tak mencerminkan teladan bagi rakyatnya.
"Karena apa, faktanya tidak mengenakkan bagi kita anak Papua, rusak citra generasi muda Papua ke depan," ujar Paulus.
"Malu kita."
Paulus pun mendesak agar Lukas Enembe berani mengakui kesalahan dan menghadapi kekeliruannya.
Menurutnya, Lukas Enembe seharusnya mundur dari jabatannya dan bukannya bertahan bahkan menolak penyelidikan.
"Mundur itu harusnya itu, jangan sok pikirin negeri ini, dia berjasa apa pada negara dan bangsa ini? Tidak ada," sindir Paulus.
"Kalau keliru ya sudah hadapi saja kekeliruan itu, jawab saja," tandasnya.
Bukti Aktivitas Perjudian Lukas Enembe
Kegiatan perjudian Gubernur Papua Lukas Enembe rupanya sudah terendus Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI).
Dilansir TribunWow.com, MAKI bahkan mendapatkan sejumlah bukti untuk mengklarifikasi kegiatan Lukas Enembe tersebut.
Pihaknya pun mengimbau KPK untuk memeriksa sendiri kesehatan Lukas Enembe yang hingga kini mangkir dengan alasan sakit.
Sebagaimana diketahui, ia telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan gratifikasi Rp 1 miliar.
PPATK juga menemukan aliran dana janggal sebesar Rp 560 miliar ke kasino di Singapura.
Diduga uang yang digunakan merupakan hasil korupsi dari dana PON hingga gratifikasi.
Kuasa hukum Lukas Enembe, Aloysius Renwarin, pun mengakui bahwa sang Gubernur kerap berjudi ke luar negeri namun dengan uangnya sendiri.
MAKI pun melacak aktivitas judi Lukas Enembe berserta bukti foto yang sudah dikumpulkan.
"Tempat-tempat judi yang menjadi langganan Lukas Enembe misalnya di Solaire Resort and Casino di Manila, Genting Highland otomatis, itu di Malaysia dan Singapura itu adalah kasino di Crockford Sentosa," papar koordinator MAKI Boyamin Saiman dikutip Kompas.com, Sabtu (24/9/2022).
"Saya punya punya fotonya, dan juga ada beberapa, baik laki-laki dan perempuan, itu udah jadi pengikutnya Pak Lukas Enembe di luar negeri."
Dalam sejumlah foto tersebut, terdapat rekaman gambar saat Lukas Enembe bermain di Casino Genting Highland, Malaysia, pada Juli 2022.
Selain itu juga terdapat data aktivitas orang-orang di lingkar Lukas Enembe dan catatan perjalanan pesawat pribadinya.
"Saya punya catatan aktivitas itu dari orang dalam di Papua yang lingkaran dalamnya Pak Lukas Enembe," ujar Boyamin.
"Termasuk kegiatan orang-orangnya yang baru bulan September tanggal 10-15 itu ada aktivitas pesawat pribadi dari Jakarta menuju Jayapura, ada manifes pesawatnya."
Di sisi lain, Lukas Enembe yang telah dipanggil untuk diperiksa KPK, menolak datang ke Jakarta dengan alasan kesehatan.
Paadahal, dalam video yang ditunjukkan Bonyamin, Gubernur tersebut bisa berjalan santai dengan seorang perempuan di Bandara Changi, Singapura beberapa waktu lalu.
"Lukas Enembe bisa jalan tanpa kursi roda," terang Boyamin.
Karena itulah MAKI meminta KPK untuk mengirim dokter independen guna membuktikan alasan Lukas Enembe tersebut.
"KPK saya minta untuk mengirimkan tim dokter independen apakah benar-benar sakit atau tidak," sebut Boyamin.
"Itu harus diuji dulu klaim sakit itu,"
Meski tim kuasa hukum Lukas Enembe sudah datang ke KPK membawa juru bicara dan dokter pribadi, MAKI merasa hal ini belum cukup untuk memvalidasi.
Ia menilai harus ada dokumen resmi yang dapat menjelaskan secara rinci kondisi Lukas Enembe.
"Sakit itu kan harus ada medical record-nya dari dokter yang jelas, bukan sekadar keterangan sakit sebagaimana kita tidak sekolah, sakit pening, dan lain sebagainya," beber Boyamin.
"Dan kalau namanya sakit ya opname, bukan di rumah," tandasnya.
Sumber: Wartakota