PWNU DKI: Perilaku Buzzer seperti Eko Kuntadhi Sering Timbulkan Kegaduhan

PWNU DKI: Perilaku Buzzer seperti Eko Kuntadhi Sering Timbulkan Kegaduhan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Pegiat media sosial Eko Kuntadhi dikecam oleh Ketua PWNU DKI, Samsul Maarif, karena dianggap telah menghina Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra atau yang akrab disapa Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Bahkan, Samsul Maarif menyebut Eko mempunyai karakter kotor dan tidak Pancasilais.

“Kritik boleh, tapi tidak dengan menggunakan kalimat-kalimat kotor, kalimat- kalimat kasar. Ini saya kira Eko ini sudah terlalu biasa (menghina) punya karakter yang negatif,” kata Samsul Maarif dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/9).




Samsul Maarif menegaskan, Eko Kuntadhi terlihat sangat tidak memahami nilai-nilai Pancasila dengan menghina Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra.

“Tidak memahami nilai Pancasila, kenapa? Ini memang negeri Demokrasi, tetapi demokrasi itu terbatas dengan hak-hak orang lain. Dibatasi dengan etika dan akhlak,” imbuh dia.

Dengan demikian, Samsul Maarif mendesak, agar Eko Kuntadhi yang merupakan Ketua Umum Kornas Ganjarist yaitu relawan Pendukung Ganjar Pranowo untuk segera meminta maaf atas tindakannya tersebut.

Hal Senada diungkapkan Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta Ustadz KH. Jamaluddin F Hasyim, mendesak penggiat media sosial Eko Kuntadhi segera meminta maaf dan bertaubat atas tindakannya menghina Ning Imaz.

“Kami menuntut yang bersangkutan meminta maaf dan taubat dari ucapannya. Bangsa kita pemaaf namun tetap harus komitmen tidak mengulangi kembali sikap sinis dan nyinyir semacam itu. Perilaku para Buzzer semacam dia memang sering menimbulkan kegaduhan,” kata dia.

Warga Nahdlatul Ulama atau NU Ini juga meminta agar pemerintah dapat segera menertibkan dan membenahi Buzzer pembuat kegaduhan seperti Eko Kuntadhi.

Ia menekankan, penyataan dan hinaan Eko Kuntadhi kepada Ning Imaz telah menyakiti keluarga besar pesantren di seluruh Indonesia karena. Pasalnya, Ning Imaz adalah istri pimpinan Pesantren Lirboyo Kediri.

“Seharusnya kritik dan perbedaan pendapat disampaikan secara santun dan beradab. Perbedaan dalam pandangan agama itu lumrah, namun jika dengan bahasa yang kasar akan menghilangkan substansi kritik itu,” tandas dia.

Pegiat media sosial Eko Kuntadhi mencuit dan mengunggah video Ning Imaz yang bicara soal tafsir Surat Ali Imran ayat 14. Dalam video yang diunggah Eko Kuntadhi dituliskan kalimat 'Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan'.

Di bawah cuitan tersebut, Eko kemudian menambahkan "ternyata perkiraan gue bener. Lelaki dapat bidadari, Perempuan dapatnya Tupperware".

Sumber: RMOL
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita